Pengaruh Kadar Air dan Ketebalan Papan Terhadap Laju Pengeringan Kayu Karet (Hevea brasiliensis) dengan Penerapan Fase Pendinginan

The Effect of Water Content and Thickness of Rubber Wood (Hevea brasiliensis) Board on The Drying Rate with the Application of the Cooling Phase

Authors

  • Arip Wijayanto Program Studi Teknik Produksi Furnitur, Politeknik Industri Furnitur dan Pengolahan Kayu

DOI:

https://doi.org/10.22437/jurnalsilvatropika.v8i2.35227

Keywords:

cooling phase, drying, moisture content, rubber wood, thickness

Abstract

ABSTRACT

Rubber wood is one of the wood species used as furniture raw material. Before processing it into furniture, it needs to be dried first until the moisture content meets the SNI requirements. In this study, drying data for rubber wood with different initial moisture content at several different thicknesses were taken from a furniture company in Central Java and then analyzed descriptively using Microsoft Excel. In the drying process, the company applies a cooling phase in between the heating phases. The results of the data analysis show that drying wood with a thickness of 30 mm takes longer than that with a thickness of 25 mm. On the other hand, in the same initial moisture content range, rubber wood with a thickness of 30 mm has a drying rate that is smaller than the drying rate for wood with a thickness of 25 mm. In the higher moisture content ranges the wood drying rate is greater than rubber wood with a low initial moisture content.

 

Keywords: cooling phase, drying, moisture content, rubber wood, thickness

 

ABSTRAK

Salah satu jenis kayu yang digunakan sebagai bahan baku furnitur adalah kayu karet. Sebelum diolah menjadi furnitur kayu karet perlu dikeringkan terlebih dahulu sampai kadar airnya memenuhi persyaratan SNI tentang kayu untuk furnitur. Penelitian ini data pengeringan kayu karet dengan kadar air awal berbeda pada beberapa jenis ketebalan berbeda diambil dari perusahaan furnitur di Jawa Tengah dan kemudian diolah secara deskriptif menggunakan microsoft excel. Proses pengeringan di perusahaan tersebut menerapkan fase pendinginan di sela-sela fase pemanasan. Hasil pengolahan data menunjukkan bahwa pengeringan kayu ketebalan 30 mm membutuhkan waktu yang lebih lama dibandingkan ketebalan 25 mm. Sebaliknya, pada rentang kadar air awal yang sama kayu karet dengan ketebalan 30 mm memiliki laju pengeringan yang lebih kecil dibandingkan laju pengeringan kayu ketebalan 25 mm. Rentang kadar air yang lebih tinggi laju pengeringan kayu lebih besar dibandingkan kayu karet dengan kadar air awal yang rendah.

 

Kata kunci: fase pendinginan,kadar air, kayu karet, ketebalan,  pengeringan

Downloads

Download data is not yet available.

References

Badan Standardisasi Nasional (BSN). (2017). Kayu untuk Furnitur (persyaratan karakteristik). Standar Nasional Indonesia (SNI) 0608:2017

Bagustiana, N.A., Istikowati, W.T., Sutiya, B. (2021). Pengeringan kayu karet (Hevea brasiliensis) dengan metode radiasi matahari (green house) untuk tujuan pengawetan kayu. Jurnal Sylva Scienteae, 4 (4)

Fransiska, Y., Radam, R., Sari, N.M. (2023). Pengeringan kayu karet (Hevea brasiliensis) menggunakan metode green house dengan teknik penyusunan horizontal (rebah) dan vertikal (sandar). Jurnal Sylva Scienteae. 6 (3): 375-383.

Istikowati, W.T., Bagustiana, N.A., Sutiya, B. (2020). Pengeringan kayu karet (Hevea brasiliensis) dengan metode radiasi matahari (Green house). Jurnal Hutan Tropis 8 (3): 328-338

Purnawati, R., Arifudin, M. (2021). Sifat dan jadwal pengeringan kayu flindersia pimenteliana. Jurnal Kehutanan Papuasia. 7 (2) : 208 – 214

Rahman, R. (2011). Sifat dan jadwal pengeringan tiga kayu rakyat (Altingia excelsa, Quercus sp., Podocarpus imbricatus). [Skripsi], Sarjana Kehutanan Institut Pertanian Bogor (tidak diterbitkan)

Yuniarti, K., Ozarska, B., Brodie, G., Harris, G., Waugh, G. (2020). The drying performance and post-drying qualities of eucalyptus saligna exposed to intermittent and continuous drying. Journal of Forestry Research. 7 (1): 43-57.

Y. Suranto and R. T. Situmorang, “Pengaruh Metode Pengeringan dan Tebal Kayu Terhadap Kecepatan dan Cacat pengeringan Kayu Tusam,” in Prosiding Seminar Nasional XIII Mapeki (Masyarakat Peneliti Kayu Indonesia), 2010.

Downloads

Published

2024-12-26

How to Cite

1.
Wijayanto A. Pengaruh Kadar Air dan Ketebalan Papan Terhadap Laju Pengeringan Kayu Karet (Hevea brasiliensis) dengan Penerapan Fase Pendinginan : The Effect of Water Content and Thickness of Rubber Wood (Hevea brasiliensis) Board on The Drying Rate with the Application of the Cooling Phase. Jurnal Silva Tropika [Internet]. 2024Dec.26 [cited 2025Jan.2];8(2):98-104. Available from: https://mail.online-journal.unja.ac.id/STP/article/view/35227