Model Tradisi Adat “Tepung Tawar” Dalam Penyelesaian Konflik Pengelolaan Sumber Daya Alam
DOI:
https://doi.org/10.22437/zaaken.v5i2.37586Keywords:
Tepung Tawar, Conflict Resolution, Natural ResourcesAbstract
The numerous disputes over the exploitation of natural resources mark this condition. Conflict resolution without going through the judicial route by utilizing the customary system has been passed down through generations in the life of customary law communities in Indonesia. The way to resolve conflicts based on Indonesian customary traditions aligns with values of justice that are prioritized over legal certainty. Conflict resolution through a familial approach is called "tepung tawar" and is one type of local wisdom practiced by the community in South Sumatra. The research discusses how the "tepung tawar" model is used in resolving natural resource conflicts and the strengthening of "tepung tawar" in customary institutions as legislation. This research method uses normative legal research. Tepung tawar is a method of non-litigious conflict resolution through deliberation, where by discussing, both parties can reach an agreement that is mutually beneficial in a peaceful manner. Tepung tawar in customary law can serve as a foundation for resolving conflicts related to natural resource management. Serious efforts are needed to empower customary law by the government through its regulation in legislation.
Downloads
References
Anshori Ilyas, Muhammad Ilham Arisaputra, Ariani Arifin, Dian Utami Mas Bakar, “Sinergitas Pengaturan Perizinan Pengelolaan Sumber Daya Alam Untuk Mewujudkan Konsep Pembangunan Berkelanjutan”, Bina Hukum Lingkungan 4, no. 2 (2020), http://dx.doi.org/10.24970/bhl.v4i2.96
Bernard Arief Sidharta, Refleksi tentang Struktur Ilmu Hukum: Sebuah Penelitian tentang Fondasi Kefilsafatan tan Sifat Keilmuan Ilmu Hukum sebagai Landasan Pengembangan Ilmu Hukum Nasional Indonesia, (Bandung: Mandar Maju, 2000).
Busyra Azheri, Prinsip Pengelolaan Mineral dan Batu Bara, Kajian Filosifis terhadap Undang Undang Nomor 4 tahun 2009, (Jakarta: Rajawali Pers, 2016).
Dahniar Andriani, Pluralisme hukum dalam pengakuan dan kepastian hak masyarakat atas tanah dan kekayaan alam, perkembangan dan masalahnya di Kabupaten Sigibiromaru, Sulawesi Tengah (Untuk apa pluralisme hukum? :Regulasi, Negosiasi, dan Perlawanan dalam Konflik Agraria di Indonesia), dalam Seri Hukum dan Keadilan Sosial, (Jakarta : Epistema Institute, 2011).
Danggur Konradus, “Politik Hukum Penyelesaian Konflik Pengelolaan Konservasi yang Humanis: Suatu Kajian Berbasis Kearifan Lokal Masyarakat Adat”, Undang: Jurnal Hukum 1, no. 2 (2018), https://doi.org/10.22437/ujh.1.2.219-243
Eugen Ehrlich, Fundamental Principles of the Sociology of Law, (New York: Transaction Publisher, 2002).
Felicia Raydova Nisa Indra, “Pengaturan dan Penyelesaian Konflik dalam Hukum Sumber Daya Alam”, Ulil Albab: Jurnal Ilmiah Multidsiplin 2, no. 2 (2023), https://doi.org/10.56799/jim.v2i2.1326
I Nyoman Nurjaya, “Memahami Kedudukan Dan Kapasitas Hukum Adat dalam Politik Pembangunan Hukum Nasional”, Perspektif : Kajian Masalah Hukum dan Pembangunan 16, no. 4 (2011), https://doi.org/10.30742/perspektif.v16i4.86
Junaidi dan M. Martindo Merta, “Implementasi Hak Ulayat Masyarakat Hukum Adat dalam Pelestarian Sumber Daya Air sebagai Upaya Kesejahteraan Masyarakat” , Prosiding Seminar Nasional Call Of Paper "Pengelolaan Sumber Daya Alam Berbasis pada Kearifan Lokal Masyarakat Adat dan Eksistensinya dalam Hukum Nasional", 29-30 Oktober 2019, https://repo-access.stihpada.ac.id:8443/jurnal/file_d4395514b135c2153a77a28c51b1c12c.pdf.
________, “Implementation of Penal Mediation "Tepung Tawar" as Criminal Case Settlement in Palembang, South Sumatra”, Teumulong: Journal of Community Service 2, no. 2 (2024), https://doi.org/10.62568/jocs.v2i2.19
Kuntana Magnar, Inna Junaenah, dan Giri Ahmad Taufik, “Tafsir Mahkamah Konstitusi Atas Pasal 33 UUD 1945; Studi Atas Putusan MK Mengenai Judicial Review Terhadap UU No. 7/2004, UU No. 22/2001, dan UU No. 20/2002”, Jurnal Konstitusi 7, no. 1 (2010), http://dx.doi.org/10.31078/jk717
Nanang Wijaya, “Resolusi Konflik Berbasis Budaya oleh Masyarakat Kabupaten Poso”, Jurnal Kolaborasi Resolusi Konflik 2, no. 1 (2020), https://doi.org/10.24198/jkrk.v2i1.27048
Sulastriono, “Penyelesaian Konflik Pengelolaan Sumber Daya Alam Berbasis Pranata Adat”, Jurnal Media Hukum 21, no. 2 (2014), https://doi.org/10.18196/jmh.v21i2.1188
Syamsudin, “Beban Masyarakat Adat Menghadapi Hukum Negara”, Jurnal Hukum Ius Quia Iustum 15, no. 3, (2008), https://doi.org/10.20885/iustum.vol15.iss3.art9
Syarifuddin. Rezeki, W & Kalsum, U, “Eksistensi Tradisi Tepung Tawar Sebagai Warisan Budaya Lokal Palembang. Sejarah dan Budaya”, Jurnal Sejarah, Budaya dan Pengajarannya 16, no. 1, (2022), http://dx.doi.org/10.17977/um020v16i12022p43-53
Takdir Rahmadi, Hukum Lingkungan di Indonesia, (Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2011).
Taufik Yahya, “Resolusi Konflik dalam Pengelolaan Sumber Daya Alam: Studi di Kabupaten Batanghari”, Inovatif: Jurnal Ilmu Hukum 6, no. 2, (2013), https://online-journal.unja.ac.id/jimih/article/view/2123
Wayan Resmini, Abdul Sakban, “Mediasi dalam Penyelesaian Sengketa pada Masyarakat Hukum Adat”, CIVICUS : Pendidikan-Penelitian-Pengabdian Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan 6, no. 1 (2018), https://doi.org/10.31764/civicus.v6i1.625
Zulfa Asma Vikra, “Optik Pluralisme Hukum dalam Penyelesaian Konflik Sumber Daya Alam di Indonesia”, Jentera Jurnal Ilmu Hukum 3, no. 1 (2019), https://ojs.uvayabjm.ac.id/index.php/jantera/article/view/63
Undang-Undang Dasar 1945
Undang-Undang Nomor 5 tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-pokok Agraria.
Undang-Undang Nomor 7 tahun 2012 tentang Penanganan Konflik Sosial.
Downloads
Published
How to Cite
Issue
Section
License
Copyright (c) 2024 Junaidi
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.
All material published on Zaaken: Journal of Civil and Business Law licensed under the Creative Commons Attribution license as currently displayed on a Creative Commons Attribution 4.0 International License