https://mail.online-journal.unja.ac.id/joms/issue/feedJournal of Medical Studies2024-07-30T15:41:33+07:00Tia Wida Ekaputri Hztiawida@unja.ac.idOpen Journal Systems<p>example</p>https://mail.online-journal.unja.ac.id/joms/article/view/36433Karakteristik Pasien Stroke Hemoragik Di RSUD Raden Mattaher Jambi Tahun 2017-20212024-07-29T15:47:28+07:00Ega Benitaegabnta@gmail.comMirna Marhami Iskandaregabnta@gmail.comIma Mariaegabnta@gmail.comNidia Surianiegabnta@gmail.comArmaidi Darmawanegabnta@gmail.com<p><strong><em>ABSTRACT</em></strong></p> <p><strong><em>Background:</em></strong> <em>Hemorrhagic stroke is spontaneous bleeding in the parenchyma or intracerebral brain, subarachnoid space, or intraventricular space due to sudden rupture of intracranial blood vessels. Hemorrhagic strokes account for 15% of total strokes and the burden of disability is greater than ischemic strokes. <strong>Aim:</strong> To find out the characteristics of hemorrhagic stroke patients at Raden Mattaher Jambi Hospital in 2017-2021. <strong>Methods: </strong>This type of research uses descriptive research. The sample of this study was hemorrhagic stroke patients at Raden Mattaher Hospital Jambi in 2017- 2021 by looking at the patient's medical records and fulfilling the inclusion criteria. <strong>Results:</strong> The largest age group was the late elderly (56-65 years), dominated by women. The most common type of bleeding was ICH and the location was deep cerebral. The most common risk factors were emergency hypertension and grade 2 hypertension. Most patients did not have diabetes mellitus, or dyslipidemia, and did not smoke. <strong>Conclusion:</strong> Hemorrhagic stroke is most common in the late elderly group (56- 65 years), the majority are women, the most common type of bleeding is ICH, the most common location is deep cerebral, and hypertension is the main risk factor.</em></p> <p><strong><em>Keywords:</em></strong> <em>Hemorrhagic stroke, Raden Mattaher Hospital</em></p> <p><em> </em></p> <p><strong>ABSTRAK</strong></p> <p><strong>Latar belakang:</strong> Stroke hemoragik adalah perdarahan spontan pada parenkim atau intraserebral otak, ruang subarachnoid, atau ruang intraventrikular akibat pecahnya pembuluh darah intrakranial secara tiba-tiba. Stroke hemoragik menyumbang 15% dari total stroke dan beban kecacatan lebih besar daripada stroke iskemik. <strong>Tujuan:</strong> Mengetahui karakteristik pasien stroke hemoragik di RS Raden Mattaher Jambi tahun 2017-2021. <strong>Metode:</strong> Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif. Sampel penelitian ini adalah pasien stroke hemoragik di Rumah Sakit Raden Mattaher Jambi tahun 2017-2021 dengan melihat rekam medis pasien dan memenuhi kriteria inklusi. <strong>Hasil:</strong> Kelompok umur terbanyak adalah lansia akhir (56-65 tahun) yang didominasi oleh perempuan. Jenis perdarahan yang paling umum adalah ICH dan lokasinya di serebral dalam. Faktor risiko yang paling umum adalah hipertensi darurat dan hipertensi grade 2. Sebagian besar pasien tidak menderita diabetes melitus, dislipidemia, dan tidak merokok. <strong>Kesimpulan: </strong>Stroke hemoragik paling banyak terjadi pada kelompok lansia akhir (56-65 tahun), mayoritas wanita, jenis perdarahan tersering adalah ICH, lokasi terbanyak serebri dalam, dan hipertensi merupakan faktor risiko utama.</p> <p><strong>Kata Kunci:</strong> Stroke Hemoragik, RSUD Raden Mattaher</p>2024-05-15T00:00:00+07:00Copyright (c) 2024 Journal of Medical Studieshttps://mail.online-journal.unja.ac.id/joms/article/view/36449Rasionalitas Penggunaan Obat Anti Inflamasi Non-Steroid (OAINS) pada Pasien Rawat Jalan di Puskesmas Putri Ayu Kota Jambi Tahun 20232024-07-30T14:33:30+07:00Meylanimeylaninoran@gmail.comIndriantimeylaninoran@gmail.comHuntari Harahapmeylaninoran@gmail.comMara Imam Taufiq Siregarmeylaninoran@gmail.comMaria Estela Karolinameylaninoran@gmail.com<p><strong><em>ABSTRACT</em></strong></p> <p><strong><em>Background: </em></strong><em>NSAIDs are drugs that are often used in pharmacological therapy due to their effectiveness as anti-inflammatory, antipyretic, and analgesic. In addition to providing benefits, NSAIDs have damaging effects due to their mechanism of action. The use of NSAIDs must be appropriate. Aims of this study was to evaluate the rationality of NSAID use in outpatients at Puskesmas Putri Ayu, Jambi City in 2023.</em><strong><em> Methods:</em></strong><em> This is a descriptive study, conducted at Puskesmas Putri Ayu Jambi City with a total sample size of 225. <strong>Results:</strong> from 225 samples, the distribution of patients who received NSAID therapy based on gender was mostly female, 75.6%, based on age, 42.7% people aged 46-55 years, based on employment status, 73.3% people did not work, and based on comorbidities, there were no comorbidities, 92% people. Based on the diagnosis, NSAIDs were given to musculoskeletal cases in 52% cases. The most commonly prescribed NSAID was diclofenac sodium. <strong>Conclusion: </strong>The rationality of the use of NSAIDs for outpatients at Puskesmas Putri Ayu Jambi City in January-March 2023 was 96.4% appropriate indications, and 96.9% appropriate doses and intervals.</em></p> <p><strong><em>Keywords:</em></strong> <em>NSAID, Rationality, Outpatients</em></p> <p><strong> </strong></p> <p><strong>ABSTRAK </strong></p> <p><strong>Latar Belakang: </strong>NSAID adalah obat yang sering digunakan dalam terapi farmakologis karena efektivitasnya sebagai antiinflamasi, antipiretik, dan analgesik. Selain memberikan manfaat, OAINS juga memiliki efek yang merugikan karena mekanisme kerjanya. Penggunaan NSAID harus tepat. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengevaluasi kerasionalan penggunaan OAINS pada pasien rawat jalan di Puskesmas Putri Ayu Kota Jambi tahun 2023. <strong>Metode: </strong>Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif, yang dilakukan di Puskesmas Putri Ayu Kota Jambi dengan jumlah sampel sebanyak 225.<strong> Hasil: </strong>Dari 225 sampel, distribusi pasien yang mendapatkan terapi OAINS berdasarkan jenis kelamin paling banyak adalah perempuan yaitu 75,6%, berdasarkan usia paling banyak adalah 46-55 tahun yaitu 42,7%, berdasarkan status pekerjaan paling banyak adalah tidak bekerja yaitu 73,3%, dan berdasarkan penyakit penyerta paling banyak adalah tidak ada penyakit penyerta yaitu 92%. Berdasarkan diagnosis, NSAID diresepkan pada 52% kasus muskuloskeletal. NSAID yang paling sering diresepkan adalah natrium diklofenak. <strong>Kesimpulan: </strong>Penggunaan OAINS yang rasional pada pasien rawat jalan di Puskesmas Putri Ayu Kota Jambi pada bulan Januari-Maret 2023 adalah 96,4% tepat indikasi, dan 96,9% tepat dosis dan interval.</p> <p><strong>Kata kunci: </strong>OAINS, Rasionalitas, Pasien Rawat Jalan</p>2024-05-15T00:00:00+07:00Copyright (c) 2024 Journal of Medical Studieshttps://mail.online-journal.unja.ac.id/joms/article/view/36450Hubungan Jumlah Trombosit dan Indeks Trombosit dengan Luaran Pasien Sepsis di ICU RSUD Raden Mattaher Jambi Tahun 20222024-07-30T14:49:31+07:00Sri Wahyunisryuniwa@gmail.comSotianingsihsryuniwa@gmail.comHaninasryuniwa@gmail.comMaria Estela Karolinasryuniwa@gmail.comWahyu Indah Dewi Aurorasryuniwa@gmail.com<p><strong><em>ABSTRACT</em></strong></p> <p><strong><em>Background:</em></strong><em> Until now, sepsis is still a major cause of mortality and critical illness in the world. The purpose of this study was to see the correlation between platelet count and platelet index with the outcome of septic patients. <strong>Methods:</strong> This study used an analytic observational cohort, with a retrospective and prospective approach that involved 85 subjects using consecutive sampling. This research was conducted by calculating platelet levels and platelet index at 0, 24, 72, and 144 hours. <strong>Results:</strong> The results showed that there were many incidents in males, that is </em><em>45 (28.2%) respondents. </em><em>The outcome who died was higher than </em><em>58 (68.2%) respondents. </em><em>The characteristics of the patient were dominated by encephalitis, post-op VP Shunt, and post-op craniotomy </em><em>29 (34.1%) respondents</em><em>. Based on the analysis results, there was a significant correlation between PCT at 24 hours and with outcome of septic patients (p<0.05). However, there was no significant correlation between platelet count, MPV, and PDW at 0, 24, and 72 hours with the outcome of septic patients<strong>. Conclusion:</strong> There was a significant correlation between PCT compared platelet count, MPV, and PDW with the outcome of septic patients.</em></p> <p><strong><em>Keywords: </em></strong><em>Platelets, Platelet Index, Outcome, Sepsis</em></p> <p><strong><em> </em></strong></p> <p><strong>ABSTRAK</strong></p> <p><strong>Latar Belakang: </strong>sepsis sampai sekarang ini masih menjadi penyebab utama dari mortalitas dan penyakit kritis diseluruh dunia. Tujuan dari penelitian ini untuk melihat apakah terdapat hubungan jumlah trombosit dan indeks trombosit dengan luaran pasien sepsis. <strong>Metode: </strong>Penelitian ini menggunakan metode analitik observasional kohort, dengan pendekatan prospektif yang melibatkan 85 subyek penelitian, menggunakan teknik <em>consecutive sampling</em>. Penelitian ini dilakukan dengan cara menghitung kadar trombosit dan indeks trombosit pada jam ke-0, 24, 72 dan 144. <strong>Hasil: </strong>Didapatkan hasil kejadian pada laki-laki lebih banyak yaitu 45 (28,2%) responden. Luaran sampel yang meninggal lebih banyak yaitu 58 (68,2%) responden. Karakteristik pasien di dominasi oleh pasien ensefalitis, post op VP Shunt dan post op craniotomy sebanyak 29 (34,1%) responden. Berdasarkan hasil analisis, didapatkan hubungan yang bermakna antara PCT pada jam ke-24 dengan luaran pasien sepsis (p<0,05). Namun, tidak terdapat hubungan yang bermakna antara jumlah trombosit, MPV, dan PDW pada jam ke-0, 24 dan 72 dengan luaran pasien sepsis. <strong>Kesimpulan: </strong>Didapatkan adanya hubungan yang bermakna antara PCT dibandingkan trombosit, MPV, dan PDW dengan luaran pasien sepsis.</p> <p><strong>Kata Kunci: </strong>Trombosit, Indeks Trombosit, Luaran, Sepsis</p> <p> </p>2024-05-15T00:00:00+07:00Copyright (c) 2024 Journal of Medical Studieshttps://mail.online-journal.unja.ac.id/joms/article/view/36451Karakteristik Pasien Pembedahan Laparoscopy pada Bagian Bedah Anak Di RSUD Raden Mattaher Jambi Tahun 2018-20222024-07-30T15:02:03+07:00Husnun Nisahusnunnisa05@gmail.comMiftahurrahmahhusnunnisa05@gmail.comEsa Indah Ayudiahusnunnisa05@gmail.comAnton Trihartantohusnunnisa05@gmail.comHuntari Harahaphusnunnisa05@gmail.com<p><strong><em>ABSTRACT</em></strong></p> <p><strong><em>Background: </em></strong><em>Single-port laparoscopy or Single Incision Laparoscopic Surgery (SILS) is a modern technique in laparoscopic surgery. The purpose of this study was to determine the Characteristics of Patients with Laparoscopic Surgery in the Pediatric Surgery Department based on gender, age, initial diagnosis of disease, laparoscopic surgery technique, types of laparoscopic procedures, and length of stay. <strong>Method:</strong> This study retrospectively analyzed data obtained using secondary data from medical records of surgical patients with laparoscopic surgery in the pediatric surgery department from January 2018 to December 2022 at Raden Mattaher Jambi Hospital. The cases were identified using total sampling in sample selection and using univariate analysis. <strong>Results:</strong> From 30 cases of laparoscopic surgery in pediatric patients at Raden Mattaher Jambi Hospital from 2018-2022, the following characteristics were found: male gender (60%), age 11-18 years (50%), initial diagnosis of acute appendicitis (74%), TriPort laparoscopic procedure technique (80%), type of laparoscopic appendectomy (87%), and average length of stay 2,37 days (67%). <strong>Conclusion:</strong> The most characteristics of pediatric laparoscopic surgery patients were male, age range 11-18 years, initial diagnosis of acute appendicitis, TriPort laparoscopic technique, type of laparoscopic appendectomy, and average length of stay 2,37 days.</em></p> <p><strong><em>Keyword: </em></strong><em>Laparoscopy, SILS, Pediatric surgery</em></p> <p> </p> <p><strong>ABSTRAK</strong></p> <p><strong>Latar Belakang:</strong> Laparoskopi Single port atau Single Incisions Laparoscopic Surgery (SILS) adalah teknik modern dalam operasi laparoskopi. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui Karakteristik Pasien Pembedahan dengan Tindakan Laparoskopi pada bagian Bedah Anak berdasarkan jenis kelamin, usia, diagnosis awal penyakit, teknik tindakan laparoskopi, jenis tindakan laparoskopi, dan lama rawatan. <strong>Metode:</strong> Penelitian ini secara retrospektif menganalisis data yang diperoleh menggunakan data sekunder dari rekam medis pasien pembedahan dengan tindakan laparoskopi pada bagian bedah anak dari Januari 2018 hingga Desember 2022 di Rumah Sakit Raden Mattaher Jambi. Kasus kasus tersebut diidentifikasi menggunakan <em>total sampling</em> dalam pemilihan sampel dan menggunakan analisis univariat. <strong>Hasil:</strong> Dari 30 kasus laparoskopi pada bedah anak di RSUD Raden Mattaher tahun 2018- 2022, ditemukan karakteristik sebagai berikut: jenis kelamin laki-laki (60%), usia 11-18 tahun (50%), diagnosis awal penyakit <em>appendicitis</em> akut (74%), teknik tindakan <em>laparoscopy TriPort</em> (80%), jenis tindakan <em>laparoscopy appendectomy</em> (87%), dan rata-rata lama rawatan 2,37 hari (67%). <strong>Kesimpulan:</strong> Karakteristik pasien pembedahan laparoskopi bagian bedah anak terbanyak berjenis kelamin laki-laki, rentang usia 11-18 tahun, diagnosis awal penyakit <em>appendicitis</em> akut, teknik tindakan laparoskopi <em>TriPort</em>, jenis tindakan <em>laparoscopy appendectomy</em>, dan rata-rata lama rawatan 2,37 hari.</p> <p><strong>Kata Kunci:</strong> Laparoskopi, SILS, Bedah Anak</p>2024-05-15T00:00:00+07:00Copyright (c) 2024 Journal of Medical Studieshttps://mail.online-journal.unja.ac.id/joms/article/view/36452Analisis Kualitas Sediaan Histologi Menggunakan Beeswax Super Grade sebagai Alternatif Pengganti Paraffin Wax dalam Proses Embedding2024-07-30T15:30:36+07:00Nadia Wulansarinadiawulansari22@gmail.comHasna Dewinadiawulansari22@gmail.comRita Halimnadiawulansari22@gmail.comTia Wida Ekaputri Hznadiawulansari22@gmail.comErisca Ayu Utaminadiawulansari22@gmail.com<p><strong><em>ABSTRACT</em></strong></p> <p><strong><em>Background:</em></strong><em> One of the procedures in making histological preparations is histotechnics. This tissue processing procedure consists of fixation, dehydration, clarification, embedding, blocking, block cutting, and coloring. The media commonly used for embedding and embedding is paraffin. However, paraffin wax contains up to 11 carcinogenic compounds, so an alternative is needed by using beeswax. This study aims to determine whether super grade beeswax can be used as an alternative to paraffin wax in the embedding process.</em> <strong><em>Methods:</em></strong><em> This study uses a quantitative method with a descriptive analytic research design of an experimental type. The subject of this research was the long-tailed monkey (Macaca Fascicularis) organ. Samples were made of 10 preparations using paraffin and 10 beeswax preparations which would be assessed by the parameters of cell nucleus staining, cytoplasmic staining, color clarity and staining uniformity. The results of all parameters are summed and analyzed using the Mann Whiteney differential test.</em> <strong><em>Results:</em></strong><em> The quality of histological preparations using beeswax showed adequate staining. The results were analyzed using the Mann Whitney statistical test on samples using paraffin and beeswax each obtained (p > 0.05) which showed that there was no difference.</em> <strong><em>Conclusion:</em></strong><em> Beeswax can be used as an alternative to paraffin. Further research on block storage resistance and research on other tests such as immunohistochemistry is necessary.</em></p> <p><strong><em>Keywords</em></strong><em>: Embedding, Beeswax, Paraffin </em></p> <p><strong> </strong></p> <p><strong>ABSTRAK</strong></p> <p><strong>Latar belakang: </strong>Salah satu prosedur dalam membuat sediaan histologi adalah histoteknik. Prosedur pengolahan jaringan ini terdiri dari fiksasi, dehidrasi, penjernihan, <em>embedding</em>, <em>blocking</em>, pemotongan blok, dan pewarnaan. Media yang biasa digunakan untuk <em>embedding</em> dan penyematan adalah parafin. Namun, Lilin parafin mengandung hingga 11 senyawa karsinogenik sehingga diperlukan alternatif dengan menggunakan <em>beeswax</em>. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah <em>beeswax</em> <em>super grade </em>dapat digunakan sebagai alternatif pengganti <em>paraffin wax</em> dalam proses <em>embedding</em>. <strong>Metode: </strong>Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan desain penelitian deskriptif analitik yang berjenis eksperimental. Subjek penelitian ini berupa organ hewan coba monyet ekor panjang<em> (Macaca Fascicularis). </em>Sampel dibuat 10 preparat menggunakan parafin dan 10 preparat beeswax yang akan dinilai dengan parameter pewarnaan inti sel, pewarnaan sitoplasma kejernihan warna dan keseragaman pewarnaan. Hasil seluruh parameter dijumlahkan dan diianalisis menggunakan uji beda <em>Mann Whiteney.</em> <strong>Hasil: </strong>Kualitas sediaan histologi menggunakan <em>beeswax</em> menunjukan pewarnaan adekuat. Hasil penelitian dianalisis menggunakan uji statistik <em>Mann Whitney </em>pada sampel yang menggunakan parafin dan <em>beeswax</em> masing-masing diperoleh (p > 0,05) yang menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan. <strong>Kesimpulan:</strong> Beeswax dapat digunakan sebagai alternatif pengganti parafin. Penelitian lebih lanjut mengena ketahanan penyimpanan blok dan perlu dilakukan penelitian pada tes lain seperti imunohistokima.</p> <p><strong>Kata kunci</strong>: <em>Embedding, Beeswax</em>, Parafin</p>2024-05-15T00:00:00+07:00Copyright (c) 2024 Journal of Medical Studieshttps://mail.online-journal.unja.ac.id/joms/article/view/36454Gambaran Paru-paru pada Pemeriksaan Radiografi Thorax Pasien Covid-19 Terkonfirmasi di Ruang Perawatan ICU Covid-19 dan Non-ICU Covid-19 RSUD Raden Mattaher Jambi2024-07-30T15:41:33+07:00Intan FadilahIntanfadilah01@gmail.comChairunnisaIntanfadilah01@gmail.comHaninaIntanfadilah01@gmail.com<p><strong>ABSTRACT </strong></p> <p><strong><em>Background:</em></strong> <em>The emergence of the Severe acute respiratory syndrome coronavirus 2 (SARS-CoV-2) in December 2019 caused the CoronaVirus Disease-2019 (Covid-19) pandemic, which is an acute disease that attacks mainly the respiratory system. Chest Radiography is considered capable of describing the condition of the lungs in Covid-19 patients. The purpose of this study was to see the description and location of pulmonary infiltrates on chest radiography examinations in confirmed Covid-19 patients<strong>. </strong></em><strong><em>Methods:</em></strong> <em>This study uses a descriptive research method with a retrospective approach that uses secondary data, namely data from the radiology work station computer.</em><em> <strong>Results: </strong></em><em>The radiographic examination of the thorax was in the form of minimal infiltrates, infiltrates, and consolidation in the lungs, while the location of the infiltrates was found in bilateral perihilar, bilateral perihilar and paracardial lung, upper and middle lung fields, mid- and lower-pitched fields. lungs, the entire field of both lungs, especially the peripheral side.</em><em> <strong>Conclusion:</strong> </em><em>The most of the chest radiographic images of ICU and non-ICU patients were infiltrates. The location of the most infiltrates in ICU patients is throughout the fields of both lungs, especially the peripheral side, while non-ICU patients are in the middle and lower lungs. The gender of the majority of ICU patients are male, while the majority of non-ICU patients are female. The average age of ICU patients is 55 years, while the average age of non-ICU patients is 52 years.</em></p> <p><strong><em>Keywords: </em></strong><em>Chest radiography, Covid-19, pneumonia</em></p> <p> </p> <p><strong>ABSTRAK </strong></p> <p><strong>Latar belakang: </strong>Kemunculan virus corona <em>Severe acute respiratory syndrome coronavirus 2 </em>(SARS-CoV-2) di bulan Desember 2019 menyebabkan pandemik <em>CoronaVirus Disease-2019 </em>(Covid-19), yaitu penyakit yang memiliki sifat akut menyerang terutama pada sistem pernapasan. Radiografi thorax dianggap mampu menggambarkan kondisi paru-paru pada pasien Covid-19. Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat gambaran dan lokasi infiltrat paru di pemeriksaan radiografi thorax pada pasien Covid-19 terkonfirmasi. <strong>Metode:</strong> Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif dengan pendekatan retrospeksif yang menggunakan data sekunder, yaitu data dari komputer <em>work station </em>bagian radiologi. <strong>Hasil:</strong> Gambaran pemeriksaan radiografi thorax adalah berupa infiltrat minimal, infiltrat, dan konsolidasi di paru, sedangkan untuk lokasi infiltrat ditemukan pada perihiler bilateral paru, perihiler dan parakardial bilateral paru, lapangan atas dan tengah paru, lapangan tengah dan bawah paru, seluruh lapangan kedua paru terutama sisi perifer. <strong>Kesimpulan:</strong> Gambaran radiografi thorax terbanyak pasien ICU dan non-ICU berupa infiltrat. Lokasi infiltrat terbanyak pada pasien ICU adalah diseluruh lapangan kedua paru terutama sisi perifer sedangkan pasien non ICU adalah tengah dan bawah paru. Jenis kelamin mayoritas pasien ICU yaitu laki laki, sedangkan mayoritas pasien non ICU yaitu perempuan. Usia rata rata pasien ICU yaitu berusia 55 tahun sedangkan pasien non ICU rata rata usianya yaitu 52 tahun.</p> <p><strong>Kata kunci:</strong> Radiografi thorax, Covid-19, pneumonia</p>2024-05-15T00:00:00+07:00Copyright (c) 2024 Journal of Medical Studies