Jurnal Psikologi Jambi

HUBUNGAN EFIKASI DIRI TERHADAP INTEGRITAS AKADEMIK PADA MAHASISWA

2025-01-15T08:39:13+07:00

PENGARUH HARDINESS TERHADAP WORK ENGAGEMENT PADA KARYAWAN PT. TELKOM INDONESIA WITEL JAMBI

2025-01-15T08:45:34+07:00

ABSTRACT

Introduction Human resources (HR) are productive individuals who work as the driving force of an organization. In the world of work, employees are required to work optimally and involve themselves in work or Work Engagement. Purpose This study aims to see the effect of hardiness on work engagement in outsourcing employees of PT Telkom Indonesia Witel Jambi.

Method This research uses quantitative methods with a correlational approach, the sampling technique used is purposive sampling technique with data collection techniques surveys. The population in this study were outsourced employees of PT Telkom Indonesia Witel Jambi.

Result Descriptive data shows that most outsourced employees are male and in terms of age, employees in the age of 20-30 are the most respondents. The analysis shows the effect of Hardiness on Work Engagement has a positive influence (r square = 0.246, Sig = 0.000).

Conclusions A positive influence indicates that outsourcing employees of PT. Telkom Indonesia Witel Jambi feel they have resilience in dealing with work pressure and workload. Sufficient resilience has an influence in involving themselves in doing work.

Keywords: Hardiness, Work Engagement, Outsourcing

ABSTRAK
Pendahuluan Sumber daya manusia adalah individu produktif yang bekerja sebagai penggerak suatu organisasi. Dalam dunia kerja, karyawan dituntut untuk bekerja dengan maksimal dan melibatkan dirinya. Penelitian ini bertujuan untuk melihat Pengaruh hardiness terhadap work engagement pada karyawan outsourcing PT. Telkom Indonesia Witel Jambi.

Metode Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan pendekatan korelasional, teknik sampling yang digunakan yaitu teknik purposive sampling. Populasi pada penelitian ini adalah karyawan outsourcing PT. Telkom Indonesia Witel Jambi.

Hasil Data deskriptif menunjukkan sebagian besar karyawan outsourcing berjenis kelamin laki-laki dan dari segi usia, karyawan di usia 20-30 menjadi responden terbanyak. Analisis menunjukkan pengaruh hardiness terhadap work engagement memiliki pengaruh positif (R 2 = 0,246, Sig =0,000).

Kesimpulan Pengaruh yang positif dan siginifikan menunjukkan bahwa karyawan outsourcing PT. Telkom Indonesia Witel Jambi merasa memiliki ketahanan dalam menghadapi tekanan kerja dan beban kerja. Ketahanan diri yang cukup memberikan pengaruh dalam melibatkan dirinya.

Kata kunci : Hardiness, work engagement, outsourcin

RELASI SOSIAL ANTARA ORANG TUA ASUH DENGAN ANAK TELANTAR DI PANTI SOSIAL

2025-01-15T08:52:43+07:00

ABSTRACT

Introduction Homeless child experience conditions that make it difficult for a child to fulfill their rights and needs, the government provides social welfare services for homeless child so that they are guided by foster parents in carrying out temporary alternative care. Therefore, it is important to deepen the social relations that occur between foster parents and homeless child.

Method This research is qualitative phenomenology, using data collection techniques of unstructured interviews, observation, and document study with Interpretative Phenomenological Analysis (IPA) data analysis. There were 4 research participants, namely: two foster parents and two homeless child.

Result The research results show the description of social relations, namely: helping each other, closeness, communication, togetherness, guidance and instruction, feedback, receiving benefit, conflict resolution, affection feeling, and collegial relationships which are classified into the types of social relations communal sharing, authority ranking and equality matching. The factors that influence social relations are work systems, first impressions, individual’s characteristics, negative behavior, the feelings of sympathy and empathy.

Keywords: Social relation, social home, caregiver parent

ABSTRAK

Pendahuluan Anak telantar mengalami kondisi yang sulit bagi seorang anak untuk memenuhi hak dan kebutuhannya, pemerintah menyelenggarakan layanan kesejahteraan sosial untuk anak telantar agar dibimbing oleh orang tua asuh dalam melakukan pengasuhan alternatif sementara. Maka dari itu, penting untuk melakukan pendalaman tentang relasi sosial yang terjadi antara orang tua asuh dengan anak telantar.

Metode Penelitian ini adalah kualitatif fenomenologi, menggunakan teknik pengumpulan data wawancara tidak terstruktur, observasi, dan studi dokumen dengan analisis data Interpretative Phenomenological Analysis (IPA). Partisipan penelitian sejumlah 4 orang, yaitu: 2 orang tua asuh dan 2 anak telantar.

Hasil penelitian menunjukkan gambaran relasi sosial, yakni: tolong menolong, kedekatan, komunikasi, kebersamaan, bimbingan dan arahan, umpan balik, menerima manfaat, penyelesaian konflik, rasa afeksi, dan hubungan kolegal yang terklasifikasi pada jenis relasi sosial communal sharing, authority ranking dan equality matching. Adapun faktor yang mempengaruhi relasi sosial tersebut adalah sistem kerja, impresi pertama, karakteristik individu, perilaku negatif, rasa simpati dan empati.

Kata Kunci : Relasi sosial, panti sosial, orang tua asuh

PENGARUH FRUSTRASI DAN TEMAN SEBAYA TERHADAP PERILAKU AGRESIF REMAJA SMPN X SURABAYA

2025-01-15T09:01:07+07:00

ABSTRACT

Introduction Aggressive behavior is a tendency to behave with the intention to hurt others, either physically or psychologically, which shows negative feelings so that they can achieve the desired goals.

Purpose This study aims to determine the effect of frustration (X1) and peers (X2) on aggressive behavior (Y).

Method This research method uses quantitative research with a correlational approach. The population in this study were all classes of SMP Negeri X in Surabaya, with a research sample consisting of 3 classes with a total of 83 students. The data collection technique used a Likert scale with three scales consisting of a frustration scale, a peer scale, and an aggressive behavior scale. The analysis technique used the Spearman rho test using SPSS version 25.0. for windows.

Results The results of this study indicate that there is an influence on the frustration variable on aggressive behavior, with a significance of 0.005 (significance <0.05). There is no influence on the peer variable on aggressive behavior, with a significance of 0.589 (significance> 0.05).

Conclusion There is an influence on the frustration variable on aggressive behavior, and there is no influence on the peer variable on aggressive behavior.

Keywords: frustration, peer influence, aggressive behavior

ABSTRAK
Pendahuluan Perilaku agresif adalah kecenderungan perilaku dengan niat untuk menyakiti orang lain, baik secara fisik maupun psikologis yang memperlihatkan perasaan negatif sehingga dapat mencapai tujuan yang diinginkan.

Tujuan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh frustrasi (X1) dan teman sebaya (X2) dengan perilaku agresif (Y).

Metode penelitian ini menggunakan penelitian kuantitatif dengan pendekatan korelasional. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh kelas dari SMP Negeri X di Surabaya, dengan sampel penelitian terdiri dari 3 kelas dengan jumlah 83 siswa. Teknik pengumpulan data menggunakan skala Likert dengan tiga skala yang terdiri dari skala frustrasi, skala teman sebaya, dan skala perilaku agresif. Teknik analisis menggunakan uji spearman rho dengan menggunakan SPSS versi 25.0. for windows.

Hasil Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh pada variabel frustrasi terhadap perilaku agresif, dengan signifikansi 0.005 (signifikansi<0,05). Tidak terdapat pengaruh pada variabel teman sebaya terhadap perilaku agresif, dengan signifikansi 0.589 (signifikansi>0,05).

Kesimpulan Terdapat pengaruh pada variabel frustrasi terhadap perilaku agresif, dan tidak terdapat pengaruh pada variabel teman sebaya terhadap perilaku agresif.

Kata kunci: frustrasi, teman sebaya, perilaku agresi

KEPUASAN KERJA DOSEN PPPK UNIVERSITAS JAMBI

2025-01-15T09:59:37+07:00

ABSTRACT

Introduction Job satisfaction is a crucial factor in the performance and overall well-being of employees in any organization, including higher education institutions. In the context of universities, job satisfaction not only impacts individual performance but also plays a significant role in shaping the quality of teaching, research, and community service In Jambi University, as in many other universities in Indonesia, PPPK lecturers form an integral part of the teaching and administrative workforce, making it essential to understand their levels of job satisfaction.

Method The study's sample comprises 54 PPPK lecturers from seven different faculties at Jambi University. Data were collected using a structured questionnaire based on the Job Satisfaction Survey (JSS) theory developed by Spector, as adapted by Nofrianda, Sari, and Widiana (2020). The adapted survey consists of 36 items that measure various dimensions of job satisfaction, such as compensation, work environment, job security, relationships with colleagues, and opportunities for career advancement.

Result The results of this study reveal the job satisfaction levels of PPPK lecturers at Jambi University, divided into three categories: low, moderate, and high satisfaction. Based on responses from 54 lecturers, the findings highlight the distribution of satisfaction levels as follows 9 lecturers (16.7%) reported a low level of job satisfaction, The majority of respondents, 39 lecturers (72.2%), expressed a moderate level of job satisfaction and Only 6 lecturers (11.1%) reported a high level of job satisfaction, indicating a strong sense of fulfillment and positive feelings toward their work.

Keywords Job satisfaction, PPPK Lecturers, Universitas Jambi

ABSTRAK

Pendahuluan kepuasan kerja adalah faktor penting yang memengaruhi kinerja dan kesejahteraan keseluruhan karyawan dalam organisasi manapun, termasuk institusi pendidikan tinggi. Kepuasan kerja tidak hanya berdampak pada kinerja individu, tetapi juga berperan penting dalam menentukan kualitas pengajaran, penelitian, dan pengabdian masyarakat. Universitas Jambi, seperti pada banyak universitas lainnya di Indonesia, dosen PPPK menjadi bagian integral dari tenaga pengajar dan administratif, sehingga penting untuk memahami tingkat kepuasan kerja dosen PPPK Universita Jambi.

Metode sampel penelitian ini terdiri dari 54 dosen PPPK dari tujuh fakultas berbeda di Universitas Jambi. Data dikumpulkan menggunakan kuesioner terstruktur berdasarkan teori Job Satisfaction Survey (JSS) yang dikembangkan oleh Spector, diadaptasi oleh Nofrianda, Sari, dan Widiana (2020). Survei yang diadaptasi ini terdiri dari 36 butir pernyataan yang mengukur berbagai dimensi kepuasan kerja, seperti kompensasi, lingkungan kerja, keamanan kerja, hubungan dengan rekan kerja, dan peluang pengembangan karir.

Hasil hasil penelitian ini mengungkapkan tingkat kepuasan kerja dosen PPPK di Universitas Jambi, yang dibagi menjadi tiga kategori: kepuasan rendah, sedang, dan tinggi. Berdasarkan tanggapan dari 54 dosen, temuan menunjukkan distribusi 9 dosen (16,7%) dengan tingkat kepuasan kerja yang rendah, mayoritas responden pada kategori sedang yaitu 39 dosen (72,2%) dan hanya 6 dosen (11,1%) berada tingkat kepuasan kerja yang tinggi, menunjukkan rasa puas dan positif terhadap pekerjaan Dosen PPPK Universitas Jambi.

Kata Kunci: Kepuasan kerja, Dosen PPPK, Universitas Jambi

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN STUNTING DI DAERAH PRIORITAS SATU KOTA JAMBI

2025-01-15T10:06:10+07:00

ABSTRACT

Introduction An There are many factors that cause stunting, including babies whose birth weight is less than 2,500 grams will carry the risk of death, impaired child growth, including being at risk of becoming short if not handled properly. Based on the research that has been carried out, it can be concluded that, the biggest influencing factor of stunting events in Stunting Areas Priority 1 (One) Jambi City is Lack of mother's understanding of the first 1000 days of life.

Method This research use descriptive qualitative method. This research in tha Olak Kemang Village, Ulu Gedong, and Bagan Pete village with 6 participant such as community leader and civil society.

Results This can be seen from the results of research in the Olak Kemang Village, the mother's understanding indicator about the first 1000 days of life has the lowest percentage of 66%, only 71% in Ulu Gedong Village and 65% in Bagan Pete Village. So if on average, the percentage of mothers' understanding of the first 1000 days of life in the Priority 1 (One) Stunting Area of Jambi City is 67%.

Keyword : stunting, Olah Kemang Village, impaired child growth

ABSTRAK

Introduction Faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya stunting sangat banyak diantaranya yaitu bayi yang berat lahirnya kurang dari 2.500 gram akan membawa risiko kematian, gangguan pertumbuhan anak, termasuk dapat berisiko menjadi pendek jika tidak ditangani dengan baik. Berdasarkan penelitian ini dapat disimpulkan bahwa faktor terbesar dari kejadian Stunting di Daerah Stunting Prioritas Satu Kota Jambi adalah minimnya pemahaman ibu tentang 1000 hari pertama kehidupan.

Metode Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriftif. Penelitian ini dilaksanakan di Kelurahan Olak Kemang, Kelurahan Ulu Gedong, dan Kelurahan Bagan Pete dengan meilbatkan 6 partisipan yang terdiri dari tokoh masyarakat dan warga.

Hasil Hal ini dapat dilihat dari hasil penelitian di Kelurahan Olak Kemang, indikator Pemahaman ibu tentang 1000 hari pertama kehidupan mendapat persentase terendah sebesar 66%, di Kelurahan Ulu Gedong hanya sebesar 71% dan di Kelurahan Bagan Pete hanya sebesar 65%. Sehingga jika di rata-ratakan, persentase Pemahaman ibu tentang 1000 hari pertama kehidupan di Daerah Stunting Prioritas 1 (Satu) Kota Jambi adalah sebesar 67%.

Kata Kunci: Stunting, Desa Olak Kemang, Gangguan Pertumbuhan anak

REGULASI DIRI DENGAN IMPULSIVE BUYING TERHADAP PENGGUNA E-COMMERCE PADA MAHASISWA SURABAYA

2025-01-15T10:11:52+07:00

ABSTRACT

Introduction Impulsive buying is consumer behavior in buying goods in large quantities without careful planning and consideration. Self regulation plays an important role in shaping the behavior of individuals who are able to control their actions and be responsible for all the decisions they make. Individuals who have self-regulation tend to have good control over their impulsive buying.

Objective This research aims to examine the relationship between self-regulation and impulsive buying behavior among e-commerce users among students in Surabaya.

Method This research uses a quantitative approach with simple random sampling techniques. This sample consisted of 80 Surabaya students. The measuring instruments used in this research used the Self-Regulation Questionnaire (SRQ) and Impulsive Buying Tendency (IBT) scales.

Result Data analysis used chi-square with the correlation value obtained at p = -0.007 (p < 0.05), which means there is no significant relationship between self-regulation and impulsive buying behavior in Surabaya students.

Conclusion This shows that there is no significant relationship between self-regulation and impulsive buying behavior among Surabaya students.

Keywords: Self-Regulation, Impulsive Buying, Surabaya Students

ABSTRAK
Pendahuluan Impulsive buying merupakan perilaku kosumen dalam membeli barang dengan jumlah yang banyak tanpa melakukan perencanaan dan pertimbangan secara matang. Regulasi diri berperan penting dalam membentuk perilaku individu yang mampu mengendalikan tindakan mereka dan bertanggung jawab atas segala keputusan yang mereka buat. Individu yang memiliki regulasi diri cenderung memiliki kontrol yang baik atas impulsive buying.

Tujuan Penelitian ini bertujuan untuk menguji hubungan antara regulasi diri dan perilaku impulsive buying terhadap pengguna e commerce pada mahasiswa di Surabaya.

Metode Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan teknik simple random sampling. Sampel ini terdiri dari 80 mahasiswa Surabaya. Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan skala Self-Regulation Questionnaire (SRQ) dan Impulsive Buying Tendency (IBT).

Hasil Analisis data menggunakan chi-square dengan nilai korelasi yang diperoleh p = -0,007 (p < 0,05) yang berarti tidak terdapat hubungan yang signifikan antara regulasi diri dengan perilaku impulsive buying pada mahasiswa Surabaya.

Kesimpulan Hal tersebut menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara regulasi diri dengan perilaku impulsive buying pada mahasiswa Surabaya.

Kata Kunci: Regulasi Diri, Impulsif Buying, Mahasiswa Surabaya