Penerapan Booklet Edukasi Kesehatan pada Orang Tua tentang Penanganan Anak Demam dengan Water Tepid Sponge (WTS)
DOI:
https://doi.org/10.22437/jkuj.v8i1.26736Kata Kunci:
Water Tepid Sponge, Anak, Booklet, Edukasi Kesehatan.Abstrak
Pada anak usia pra sekolah hingga usia sekolah sangat rentan terkena virus, seperti virus dengue. Demam merupakan gejala yang mungkin muncul pada kasus ini. Salah satu cara mengatasinya adalah dengan Water Tepid Sponge (WTS). Teknik ini merupakan tindakan mengompres yang dilakukan dengan menggunakan handuk atau waslap yang dibasahi dengan air hangat. Penelitin ini bertujuan untuk mengetahui edukasi kesehatan tentang penanganan anak demam dengan Water Tepid Sponge. Penelitan ini menggunakan metode studi kasus langsung kepada pasien dengan cara observasi dan wawancara. Berdasarkan implementasi yang dilakukan, edukasi kesehatan tentang penanganan anak demam dengan Water Tepid Sponge (WTS) dapat dipahami orang tua klien dengan baik. Diperoleh hasil bahwa semua intervensi yang telah diberikan efektif untuk mengatasi masalah keperawatan pada klien.
Kata Kunci : Water Tepid Sponge, Anak, Booklet, Edukasi Kesehatan
Unduhan
Referensi
1. Alejandria, M. M. (2015) ‘Dengue haemorrhagic fever or dengue shock syndrome in children’, BMJ clinical evidence, 2015(March 2014), pp. 1–15.
2. Bukvić, Z., Ćirović, D. and Nikolić, D. (2021) ‘The importance of physical activity for the development of motor skills of younger school age children’, Medicinski podmladak, 72(2), pp. 34–39. doi: 10.5937/mp72-31878.
3. Amorim, J. H., Alves, R. D. S., Boscardin, S. B., & Ferreira, L. S. D. S. (2014). The dengue virus non-structural 1 protein: risks and benefits. Virus Research, 181, 53–59.
4. Bukvić, Z., Ćirović, D., & Nikolić, D. (2021). The importance of physical activity for the development of motor skills of younger school age children. Medicinski Podmladak, 72(2), 34–39. https://doi.org/10.5937/mp72-31878
5. Departemen Kesehatan RI. (2005). Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Demam Berdarah Dengue. Jakarta.
6. Harmawan. (2018). Dengue Hemorrhagic Fever. Jakarta.
7. Jing, Q., & Wang, M. (2019). Dengue epidemiology. Global Health Journal, 3(2), 37–45.
8. Kemenkes RI. (2018). Profil Kesehatan Indonesia. Jakarta.
9. Kemenkes RI. (2022). Membuka Lembaran Baru untuk Hidup Sejahtera. Laporan Tahunan 2022 Demam Berdarah Dengue, 17–19.
10. Kok, B. H., et al. (2023). Dengue virus infection – a review of pathogenesis, vaccines, diagnosis and therapy. Virus Research, 324(June 2022), 199018. https://doi.org/10.1016/j.virusres.2022.199018
11. Kurnia, N., et al. (2022). Study of Dengue Virus Transovarial Transmission in Aedes spp. in Ternate City Using Streptavidin-Biotin-Peroxidase Complex Immunohistochemistry. Infectious Disease Reports, 14(5), 765–771. https://doi.org/10.3390/idr14050078
12. Mahammed, A., Abdilahi, Z., & Arab, M. (2022). Dengue Fever Epidemiology, Pathogenesis, Prevention and Control in Ethiopia. Acta Scientific Microbiology, 5(6), 34–44. https://doi.org/10.31080/asmi.2022.05.1079
13. Meyrita, M., et al. (2023). Tren Kejadian Dengue (Incidence Rate) dan Kematian Akibat Dengue (Case Fatality Rate) di Indonesia. Bioscientist: Jurnal Ilmiah Biologi, 11(2), 1753. https://doi.org/10.33394/bioscientist.v11i2.9500
14. Murwani. (2018). Patofisiologi Dengue Hemorrhagic Fever. Jakarta.
Unduhan
Diterbitkan
Cara Mengutip
Terbitan
Bagian
Lisensi
Hak Cipta (c) 2023 Angel Devania, Fadliyana Ekawaty, Sri Mulyani

Artikel ini berlisensi Creative Commons Attribution 4.0 International License.