Ekologi Punak (Tetrameristra glabra Miq.) Di Hutan Lindung Gambut Sungai Buluh Kecamatan Mandahara Ulu Kabupaten Tanjung Jabung Timur

Ecology of Punak (Tetrameristra glabra Miq.) in the Sungai Buluh Peat Protected Forest, Mandahara Ulu District, East Tanjung Jabung Regency

Authors

  • Nursanti Nursanti Jurusan Kehutanan, Fakultas Pertanian, Universitas Jambi
  • Zuhratus Saleh Balai Konservasi dan Sumber Daya Alam, Provinsi Jambi
  • Wulandari Wulandari Program Studi Kehutanan, Jurusan Kehutanan, Fakultas Pertanian, Universitas Jambi
  • Suci Ratna Puri Jurusan Kehutanan, Fakultas Pertanian, Universitas Jambi
  • Yasri Syarifatul Aini Jurusan Kehutanan, Fakultas Pertanian, Unievrsitas Jambi

DOI:

https://doi.org/10.22437/jurnalsilvatropika.v8i1.26133

Keywords:

Ecologi,Tetramerista glabra Miq.,HLG sungai Buluh

Abstract

ABSTRACT

Punak (T. glabra Miq.) is a type of tree that grows in peat swamp forest in Sungai Buluh HLG. Punak wood is classified as strong class III in fresh condition, while in dry wind conditions it is classified as strong class II and durable class III. This research was conducted at HLG Sungai Buluh, Mandahara Ulu District, Tanjung Jabung Timur Regency. with the aim of knowing the ecological conditions of punk plants in the Sungai Buluh HLG. Data collection was done by making 30 sample plots placed by purposive sampling where there were peaks. The data taken in the sample plot is tree vegetation with a diameter of 10 cm dbh. In addition to vegetation data, the physical environment for growth was also taken in the form of temperature, humidity, light intensity and soil pH. The results of the study found 60 individuals of punak trees (T. glabra Miq.) with a density of 50 individuals/ha. The punak habitat in the Sungai Buluh HLG is composed of 45 plant species from 22 families with a total of 569 individuals. The diversity index is 1.48 which is included in the moderate or moderate category. Punak plants have a high level of association with other plants, namely D. confentiflora with an association index value based on the Jaccard index of 0.77, M. motleyana of 0.77, D. siamang of 0.76, S.uliginosa 0.67, S. scorpioides 63 and K. laurina 0.57. Punak trees have environmental data that the daily temperature ranges from 24.25-280C, daily humidity ranges from 68.25-80.50C and the average value of light intensity is 505 lux, with soil pH ranging from 3-4 and into the category of sapric peat maturity or peat with a high level of maturity.

Keyword : Ecologi,Tetramerista glabra Miq.,HLG sungai Buluh

ABSTRAK

 

Punak (T. glabra Miq.) merupakan salah satu jenis pohon  yang tumbuh  di hutan rawa gambut di HLG Sungai Buluh. Kayu  punak tergolong  kelas  kuat  III dalam  kondisi  segar  sedangkan dalam kondisi kering angin masuk dalam kelas kuat II dan kelas awet III. Penelitian ini dilakukan di HLG Sungai Buluh Kecamatan Mandahara Ulu Kabupaten Tanjung jabung Timur,dengan tujuan untuk mengetahui kondisi ekologi tumbuhan punak di HLG Sungai Buluh.  Pengambilan data dengan cara membuat 30 plot contoh yang diletakkan secara purposive sampling pada tempat terdapat punak. Data yang diambil dalam plot contoh yaitu vegetasi pohon dengan diameter ≥10 cm dbh. Selain data vegetasi, juga diambil fisik lingkungan tumbuh berupa suhu, kelembaban,intensitas cahaya dan pH tanah. Hasil penelitian ditemukan 60 individu pohon punak (T. glabra Miq.)  dengan kerapatan 50 individu/ha. Habitat punak di HLG Sungai Buluh disusun oleh 45 jenis tumbuhan dari 22 suku dengan total 569 individu. Indeks keanekaragaman sebesar 1,48  yang termasuk kedalam katagori sedang atau cukup melimpa. Tumbuhan punak memiliki tingkat asosiasi yang tinggi dengan tumbuhan lain yaitu D. confentiflora dengan nilai indeks asosiasi berdasarkan indeks jaccard sebesar 0,77, M. motleyana sebesar 0,77, D. siamang sebesar 0,76, S.uliginosa 0,67, S. scorpioides 63 dan  K. laurina sebesar 0,57.pohon punak memiliki data  lingkungan yang bersuhu  harian berkisar antara 24,25- 280C, kelembaban harian berkisar antara 68,25-80,50C dan nilai rata-rata intensitas cahaya sebesar 505 lux, dengan pH tanah berkisar antara 3-4 dan masuk kedalam katagori kematangan gambut saprik atau gambut dengan tingkat kematangan yang tinggi.

 

Kata kunci : Ekologi,Tetramerista glabra Miq.,HLG sungai Buluh.

Downloads

Download data is not yet available.

References

Anderson J. A. R. 1963. The Flora of The Peat Swamp Forest of Serawak and Brunai, Including of All Recorded Spesies of Flowring Plants Ferns and Ferns Allies. The Garden Bulletin, Singapore hal 132- 228

Barbour, M.G., J.H. Burk, and W.D. Pitts. 1987. Terrestrial Plant Ecology. Second edition. The Banjamin/ Cummings Publishing Co, Inc. California.

Bintang D. 2011. Keanekaragaman spesies tumbuhan berguna di kawasan lindung PT. Bukit Batu Hutani Alam (BBHA) Kabupaten Bengkalis Provinsi Riau. Tesis.Sekolah pascaserjana, Institut Pertanian Bogor, Bogor, Indonesia.

Djufri, Samingan. 2013. Komposisi flora kawasan rawa tripa di Kabupaten Aceh Barat. J Edubio. 1(1):1-60.

Dwisutono A N, Budi S W, dan Istomo. 2019. Keanekaragaman tumbuhan pada tipe penggunaan lahan di Kesatuan Hidrologis Gambut (KHG) Sungai Mendahara – Batanghari, Provinsi Jambi. Media Konservasi 24(2) : 141-151.

Flavio,R.Alan,C.2019. Atlas Of Macroscopis Wood Identification: with a special focus on timbers used in Europe and CITES-listed special. Springer Nature.

Giesen W. 2004. Causes of Peatswamp Forest Degradation in Berbak NP, Indonesia and Recommendations for Restoration. Water for Food and Ecosystem Programme project on” Promoting the river basin and ecosystem approach for sustainable management of SE Asian lowland peatswamp forest: Case study Air Hitam Laut river basin, Jambi Province, Indonesia. International Agriculture Center/Wetlands International - Indonesia Programme.

Hairiah K, Rahayu S. 2007. Pengukuran ‘karbon tersimpan’ di berbagai macam pengguna lahan. Bogor. World Agroforestry Centre-, ICRAF, SEA Regional Offece, University of Brawijaya, Unibraw, Indonesia. 77 p.

Hamidi, A. 2020. Tetramerista glabra. The IUCN Red List of Threatened Species 2020:.T61966301A61966303.https://dx.doi.org/10.2305/IUCN.UK.2020-2.RLTS.T61966301A61966303.en

Hardjowigeno, S. 1986. Sumber daya fisik wilayah dan tata guna lahan: Histosol. Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor.Hal.86-94.

Hastuti, S., Muin, A., & Thamrin, E. (2014). Keanekaragaman Jenis Vegetasi pada Hutan Rawa Gambut Sekunder dan Belukar Rawa Desa Sungai Pelang Kabupaten Ketapang. Jurnal Hutan Lestari., 2(3), 435–443

Heriyanto, N. M., Sawitri, R dan Subiandono, E. (2016) Kajian Ekologi dan Potensi Pasak Bumi (Eurycoma longifolia Jack.) di Kelompok Hutan Sungai Manna-Sungai Nasal, Bengkulu. Pusat Litbang Hutan dan Konservasi Alam, Bogor

Heyne, K. 1987. Tumbuhan berguna Indonesia. Terjemah_an. Yayasan Sarana Wana Jaya. Jakarta.

Indriyanto. 2017. Ekologi Hutan. PT Bumi Aksara. Jakarta

Kabupaten Tanjung Jabung Timur. 2018. Gambaran umum Kabupaten Tanjung Jabung Timur. Portal informasi: Http://Tanjabtimkab.go.id

Ken O, Tomoyuki F, Hisasi A, Pieter B. 2008. Identification of the Timber of Southeast Asia and the Western pacific. Kaiseisha Press.Jepang

Keng, H. 1972. Tetrameristaceae. Tree Flora of Malaya (3): 276

KPH 14 Tanjung Jabung Timur.2017. Inventarisasi Potensi Bio-Geofisik Kawasan KPH XIV Tanjung Jabung Timur Provinsi Jambi.Jambi

Kusmana, C. 1997. Metode survey vegetasi. IPB Press. Bogor

Ludwig, J.A. and J.F. Reynolds. 1988. Statistical Ecology. Aprumer on Methods and Computing.John Wiley and Sons. New York.

Mirmanto E. 2010. Vegetation analyses of Sebangau peatland forest, Central Kalimantan. Biodiv. 11(2):82–88.

Mueller-Dombois dan H. Ellenberg. 1974. Aims and Methods of Vegetation Ecology. John Wiley and Sons. New York.

Odum EP. 1994. Dasar-Dasar Ekologi. Terjemahan Tj. Samingan. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Pratama BA, Alhamd L, Rahajoe JS. 2012. Asosiasi dan karakterisasi tegakan pada hutan rawa gambut di Hampangen, Kalimantan Tengah. J Tek Ling. 69-76

Primack Richard B., M. Indrawan, J Supriatna. 1998. Biologi Konservasi. Yayasan Obor. Jakarta.

Putra, C. A. S., S. Manuri, Heriyanto dan C. Sibagariang. 2011. Pohon-Pohon Hutan Alam Rawa Gambut Merang. Merang REDD Pilot Project. German International Cooperation – GIZ. Palembang.

Randi A, Manurung TF, Siahaan S. 2014. Identifikasi jenis-jenis pohon penyusun vegetasi gambut Taman Nasional Danau Sentarum Kabupaten Kapuas Hulu. Jurnal Hutan Lestari. 2(1):66-73.

Ripin, Astiani D dan Burhanuddin. 2017. Jenis-jenis pohon penyusun vegetasi Hutan Rawa Gambut di Semenanjung Kampar Kecamatan Teluk Meranti Provinsi Riau. Jurnal hutan lestari. 5 (3): 807 - 813

Sadili A. 2015. Hutan gambut suaka margasatwa Giam Siak Kecil dan Hutan gambut PT Arara Abadi – Riau; vegetasi dan kerusakannya. J Bio Ind. 12:9-17.

Simbolon H, Mirwanto E. 2000. Checklist of Plant Species in The Peatswamp Forest of Central Kalimantan. The Indonesia Institute of Science. Bogor. Bogor.

Siregar M, Sambas EN. 2000. Floristic composition of peat swamp forest in Mensemat-Sambas, West Kalimantan. Proceedings of the International Symposium on TROPICAL PEATLANDS Bogor, Indonesia, 22-23 November 1999, Hokkaido University & Indonesian Institute of Sciences pp. 153-164.

Slik JWF. 2009a. Litsea costalis – Plants of Southeast Asia. [Internet]. [diunduh 6 Februari 2019]. Tersedia pada: http://www.asianplant.net/Lauraceae/Litsea_costalis. htm.

Smith, R.L. 1977. Element of Ecology. Harper & Row, Publisher, New York.

Downloads

Published

2024-06-30

How to Cite

1.
Nursanti N, Saleh Z, Wulandari W, Puri SR, Aini YS. Ekologi Punak (Tetrameristra glabra Miq.) Di Hutan Lindung Gambut Sungai Buluh Kecamatan Mandahara Ulu Kabupaten Tanjung Jabung Timur: Ecology of Punak (Tetrameristra glabra Miq.) in the Sungai Buluh Peat Protected Forest, Mandahara Ulu District, East Tanjung Jabung Regency. Jurnal Silva Tropika [Internet]. 2024Jun.30 [cited 2024Nov.20];8(1):14-23. Available from: https://mail.online-journal.unja.ac.id/STP/article/view/26133