Prevalensi Schistosomiasis pada Hewan Reservoir Sapi (Bos, sp) dan Kerbau (Bubalus, sp) dalam Sistem Peternakan Ekstensif di Lembah Napu, Sulawesi Tengah
Prevalence of Schistosomiasis in Reservoir Animals Cattle (Bos, sp) and Buffalo (Bubalus, sp) in Extensive Livestock System in Napu Valley, Central Sulawesi
DOI:
https://doi.org/10.22437/jiiip.v28i1.37150Kata Kunci:
Kerbau, Peternakan, Prevalensi Schistosomiasis, sapiAbstrak
Latar Belakang: Schistosomiasis merupakan penyakit endemik di Sulawesi Tengah yaitu di Lindu, Bada, dan Lembah Napu. Di Lembah Napu Schistosomiasis tidak hanya menyerang pada manusia, tetapi juga pada hewan mamalia seperti Sapi dan Kerbau. Tujuan: Tujuan Penelitian ini untuk mengetahui prevalensi schistosomiasis pada sapi (Bos sp.) dan kerbau (Bubalus sp.) pada sistem peternakan ekstensif di Lembah Napu, Sulawesi Tengah. Metode: Pengambilan sampel feses sapi dan kerbau. Selanjutnya dilakukan pemeriksaan feses untuk melihat jenis telur cacing secara mikroskopis dengan metode kato-katz di Laboratorium Schistosomiasis Dinas Kesehatan Lore Utara Kabupaten Poso. Jumlah Sampel yang digunakan yaitu masing-masing di ambil 10 ekor yang terdiri sapi betina, sapi jantan, sapi anakan betina, dan sapi anakan jantan serta kerbau betina, kerbau jantan, kerbau anakan betina dan kerbau anakan jantan. Hasil: Hasil penelitian ditemukan lebih dari 1 spesies telur cacing yang menginfeksi sapi dan kerbau, yaitu Schistosoma japonicum, Ascaris lumbricoides, Trichuris trichiura dan Hookworm. Prevalensi schistosomiasis lebih tinggi pada sapi jika dibandingkan kerbau, hal ini dikarenakan pada sapi memiliki daya serang dengan pori-pori lebih banyak, sehingga sapi lebih gampang terinfeksi oleh parasit. Selain itu jarak jelajah sapi juga lebih jauh dalam mencari pakan, daripada kerbau. Pada saat hujan, kebanyakan kerbau beridam diri ditempat kubangan saja. Berbeda dengan sapi, walaupun hujan sapi tetap berjalan untuk mencari pakan. Kesimpulan: Kesimpulan yaitu prevalensi schistosomiasis lebih banyak terdapat pada sapi yaitu 11 yang positif, dan pada kerbau hanya terdapat 2 yang positif.
Unduhan
Referensi
Bappelnas. (2017). Roadmap Eradikasi Schistosomiasis di Indonesia 2018-2025.
Bertoni, A., Napolitano, F., Mota Rojas, D., Sabia, E., Álvarez Macías, A., Mora Medina, P., Morales Canela, A., & BerdugoGutiérrez, J. (2020). Persamaan dan perbedaan kerbau sungai dan sapi : aspek kesehatan, fisiologis, perilaku dan produktivitas. Jurnal Ilmu Kerbau, 9, 92–109.
Budiono, NG, Satrija, F., Ridwan, Y., Nur, D., & Hasmawati. (2018). Trematodosis pada Sapi dan Kerbau di Wilayah Endemik Schistosomiasis di Provinsi Sulawesi Tengah, Indonesia. Jurnal Ilmu Pertanian Indonesia, 23(2), 112−126.
Ghiandra, N. S. S., Fadjar, S., & Sri, M. (2022). Parasites infection of swamp buffalo (Bubalus bubalis) in East Sumba Regency. Jurnal Al-Azhar Indonesia Seri Sains Dan TeknologI, 7(3), 207–213. https://doi.org/10.36722/sst.v7i3.1288
Grimes, J. E., Croll, D., Harrison, W. E., Utzinger, J., Freeman, M. C., & Templeton, M. R. (2015). The roles of water, sanitation and hygiene in reducing schistosomiasis: A review. Parasites and Vectors, 8(1), 1–16. https://doi.org/10.1186/s13071-015-0766-9
Hayet, S., Sujan, K. M., Mustari, A., & Miah, M. A. (2022). Bovine Schistosomiasis. Int. J. Adv. Res. Biol. Sci, 9(3), 45–56. https://doi.org/10.22192/ijarbs
Hendra Kurniawan. (2019). Buku Ajar Parasitologi. Deepublish.
Mota-Rojas, D., Napolitano, F., Braghieri, A., Guerrero-Legarreta, I., Bertoni, A., Martínez-Burnes, J., Cruz-Monterrosa, R., Gómez, J., Ramírez-Bribiesca, E., Barrios-García, H., José, N., Álvarez, A., Mora-Medina, P., & Orihuela, A. (2021). Thermal biology in river buffalo in the humid tropics: neurophysiological and behavioral responses assessed by infrared thermography. Journal of Animal Behaviour and Biometeorology, 9(1). https://doi.org/10.31893/JABB.21003
Nurwidayati, A. (2015). Nurwidayati, A. (2015). Snail Genera Variation in focus area of schistosomiasis intermediate snail in Lindu Plateau, Central Sulawesi. Jurnal Litbang Pengendalian Penyakit Bersumber Binatang Banjarnegara, 11(2), 59-66.
Nurwidayati, A., Frederika, P. P., & Sudomo, M. (2019). Fluktuasi schistosomiasis di daerah Endemis provinsi Sulawesi tengah tahun 2011-2018. Buletin Penelitian Kesehatan, 47(3), 199–206.
Paramitha, R. P., Ernawati, R., & Koesdarto, S. (2017). The Prevalence of gastrointestinal tract helminthiasis through stool examination in cattle at Benowo Landfill Surabaya. Journal of Parasite Science. (J. Parasite Sci.), 1(1): 23-32.
Sagaf, Nur, I., & Vera, D. (2023). Detection helminth parasites inside beef cattle at the slaughterhouse. DEVOTION : Journal of Research and Community, 4(1). https://devotion.greenvest.co.id/index.php/dev/article/view/357/709
Santi, N., & Dwi, A. (2019). Jenis-jenis parasit internal pada feses sapi (bos sp.) Di desa lempuing kota Bengkulu. Jurnal Konservasi Hayati, 10(1), 23–29.
Syam, D. M., Bungawati, A., Faisal, E., Anca, D., & Lindu, D. (2018). hubungan upaya pengendalian schistosoma di sigi. Higiene, 4(1), 54–61.
Tiesnamurti, B. (2020). Prospek peternakan di era normal baru pasca pandemi covid-19: pemanfaatan berkelanjutan sumberdaya genetik ternak sebagai penyedia pangan hewani. Prosiding Seminar Nasional Teknologi Agribisnis Peternakan (STAP), 1–14.
Widjaja, J., Tolistiawati, I., & Mustafa, H. (2022). Prevalensi Schistosomiasis Di Dataran Tinggi Napu Kabupaten Poso Provinsi Sulawesi Tengah. Prosiding Seminar Nasional Kesehatan Masyarakat Universitas Muhammadiyah Surakarta, 29–38.
Unduhan
Diterbitkan
Cara Mengutip
Terbitan
Bagian
Lisensi
Hak Cipta (c) 2025 Sagaf, Nur Indang, Sigit, Fahri, Rully Akbar Pribudi

Artikel ini berlisensiCreative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.