STUDI KERAK DALAM SUMATERA BAGIAN SELATAN MENGGUNAKAN AMBIENT NOISE TOMOGRAFI (ANT)
DOI:
https://doi.org/10.22437/jop.v10i1.38242Keywords:
ambient noise tomography (ANT), empirical green function (EGF), mantel diapirAbstract
Pulau Sumatera memiliki struktur dan tatanan tektonik yang kompleks. Letaknya yang berada pada zona subduksi menjadikannya kawasan yang memiliki jajaran gunung berapi yang membentang sejajar dengan pantai barat dan juga sesar aktif yang melewati seluruh pulau menjadikan Pulau Sumatera sebagai salah satu wilayah dengan kegempaan tinggi. Pada penelitian ini, ambient noise tomography (ANT) dilakukan untuk meningkatkan pemahaman tatanan geologi di Pulau Sumatera bagian selatan berdasarkan struktur kecepatan bawah permukaan. Ambient noise tomography adalah metode pencitraan seismik yang relatif baru yang umum digunakan untuk menyelidiki lapisan kerak bumi dan mantel atas berdasarkan variasi kecepatan seismik yang diperoleh dari ekstraksi empirical green function (EGF). Data dikumpulkan dari 20 stasiun BMKG dengan waktu perekaman selama 6 bulan pada bulan Juni - November 2015. Kurva dispersi antar stasiun yang diperoleh dengan mengkorelasikan silang dua data antara dua stasiun dan kereta dispersif terlihat jelas pada kurun waktu 10 – 40 detik. Berdasarkan hasil ambient noise tomography (ANT) pada jarak 5 – 15 km dengan anomali sedang hingga rendah pada cekungan busur belakang diinterpretasikan sebagai satuan sedimen, sedangkan anomali tinggi di sepanjang busur vulkanik diartikan sebagai tubuh batuan beku. Anomali rendah di sepanjang zona Sesar Sumatera pada kedalaman lebih dari 30 km diinterpretasikan sebagai mantel diapir yang berkembang di daerah penelitian.
Downloads
Downloads
Published
How to Cite
Issue
Section
License
Copyright (c) 2024 Ridho Destawan, Andri Kurniawan, Irfan Hanif, Rahmat Catur Wibowo
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.