This is an outdated version published on 2018-12-31. Read the most recent version.

TRADISI GANDAI: DARI PERMAINAN ANAK SAMPAI MODAL KULTURAL MASYARAKAT KOTA JAMBI

DOI:

https://doi.org/10.22437/titian.v2i02.5801

Keywords:

Begandai, Aktualisasi, Fungsional, Identitas, Integrasi, Eksistensi.

Abstract

Begandai adalah tradisi musikal yang tumbuh di dalam masyarakat Dusun Jambu Kecamatan Lahan Panjang Kabupaten Tebo Ulu Provinsi Jambi. Kesenian tersebut merupakan aktifitas tradisi yang biasa dilakukan oleh anak-anak, dan secara satu kesatuan dapat digolongkan kedalam jenis musik perkusi. Akibat faktor fungsional akan kebutuhan masyarakat yang beragam, menyebabkan kesenian tersebut tidak dapat bertahan atau punah di dalam lingkungan masyarakat Dusun Jambu, namun, atas dasar kepedulian para kreator seni di Taman Budaya Jambi tentang perspektif kesenian sebagai kebutuhan dalam menjaga integrasi sosial masyarakat, membawa tradisi musikal Begandai yang punah di Dusun Jambu dapat tumbuh kembali dalam tempat dan wilayah baru, yaitu di Taman Budaya Jambi, Kota Jambi. Berdasarkan fenomena tersebut, dilakukan suatu pengamatan, wawancara, dan pengumpulan data secara intensif untuk mengetahui konkrisitas perubahan tradisi Begandai setelah direkreasikan oleh seniman di Taman Budaya Jambi, dan kemudian disusun dalam laporan penelitian kualitatif berbentuk skripsi. Hasil verifikasi dan analisa data secara signifikan, tradisi musikal tersebut mengalami perubahan inovatif pada struktur tekstual dan kontekstual, bahwa tradisi Begandai setelah diadaptasi mengalami pergantian nama menjadi Begandai Batok, dengan sistem penggarapan komposisi musik lebih variatif dari bentuk aslinya, juga lebih banyak menggunakan instrument musik perkusi klasifikasi idiophone dan membranophone, serta difungsikan sebagai sarana hiburan yang ditampilkan dan dipertontonkan dalam seni pertunjukan formal. Selain itu, kepunahan tradisi musikal dalam lingkungan masyarakat Dusun Jambu, kemudian diaktualisasikan ke dalam nuansa baru oleh kelompok masyarakat Kota Jambi, bukan hanya menjaga nilai luhur suatu identitas tradisi yang lahir dalam masyarakat saja, tetapi juga menjaga eksistensi kelompok masyarakat Kota Jambi dalam pluralitas pergaulan multi etnis.

Downloads

Download data is not yet available.

References

Agus Sachari. 2002. Estetika, Makna, Simbol Dan Daya. ITB. Bandung.
Alan. P Merriam. 1968. The Antropology of Music atau Antropologi Musik. Terjemahan Triyono Bramantio. Institut Seni Indonesia. Yogyakarta.
Bagus Takwin. “Proyek Intelektual Pierre Bourdieu”. Pengantar dalam buku; (habitus x modal) + Ranah = Praktik. Terjemahan. Pipit Maizier. (Yogyakarta: Jalasutra, 2005).
Fachruddin Saudagar. (19-20 Desember 2009), “Budaya Melayu Jambi dan Relevansinya Menghadapi Tantangan Global” dalam Seminar Budaya Melayu, 2009, di Kampus Pinang Masak Universitas Jambi. Jambi.
Ferdinan. 2006. “Irama Musik Dayak Kanayatn Dalam Kehidupan Masyarakat Dayak Kanayatn” Skripsi Sarjana FSP ISI Yogyakarta.
Hugh M Miller. 1988. Pengantar Apresiasi Musik. Terjemahan. Triyono Bramantio. ISI Yogyakarta.
I Komang Sudirga. 2005. Cakepung: Ansambel Vokal Bali Kalika. Yogyakarta. Jakob Sumardjo. 2006. Seniman Sebagai Intelektual. GONG. Edisi. 85.
Jane Stokes. How To Do Media and Cultural Studies. Terjemahan. Santi Indra Astuti. (Yogyakarta: Bentang, 2006).
Lexy. J Moleong. 1998. Metode Penelitian Kualitatif. Gramedia Pustaka Utama. Bandung.
Marco De Marinis, The Semiotics of Performance, terj. Aino O‟Healy, dalam I Komang Sudirga (2005) Cakepung: Ansambel Vokal Bali Kalika. Yogyakarta.
Nurul Zuriah. 2006. Metodologi Penelitian Sosial Dan Pendidikan. Bumi Aksara. Jakarta.
R.M Soedarsono. Metode Penelitian Seni Pertunjukan dan Seni Rupa. (Bandung: MSPI, 1999).
S. Takdir Alisjahbana. (editor). 1983. Kreativitas. Dian Rakyat. Jakarta.
Suwardi Endraswara. 2006. Metodologi Penelitian Kebudayaan. Gadja Mada University Press. Yogyakarta.
S.I Poeradisastra dalam Joni Lis Efendi. 2009. Dilema Kebudayaan Lokal dan Implementasi Otonomi Daerah, http/www. Majalah. Sagangonline. Com
T.O Ihromi. (editor). 1999. Pokok-pokok Antropologi Budaya. Yayasan Obor Indonesia. Jakarta.
Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional Jakarta.
Umar Kayam, Seni, Tradisi, Masyarakat, dalam Agus Sachari 2002, Estetika, Makna, Simbol Dan Daya. ITB. Bandung.
William A Haviland. 1985 Antropologi jilid I dan II, Terjemahan. R.G. Soekardijo. Erlangga. Jakarta.
Wallas, G. Stages in the Creative Process, dalam Rothenberg, A. & Hausman, C. R. (eds) (1978), The Creativity Question, Duke University Press, USA. dalam Munandar, S. C Utami. Kreativitas Sebagai Aktualisasi Diri (Suatu Tinjauan Psikologis).

Downloads

Published

2018-12-31

Versions