Quo Vadis Sastra Lisan Etnis: Profanisasi Fungsi Paseng dalam Komunitas Bugis Perantauan di Kota Jambi

Authors

  • Mohd. Arifullah Ashaf UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi

DOI:

https://doi.org/10.22437/titian.v3i2.8078

Abstract

Paseng sebagai tutur lisan masyarakat Bugis dengan fungsinya sebagai gugus nilai ternyata tidak lagi lestari, paseng di dihadapkan pada tantangan modernitas yang menjadi gugus nilai baru, sehingga paseng sebagai tradisi lisan mengalami hambatan dalam proses transmisinya kepada generasi ke dua. Hal ini juga terkait dengan proses profanisasi atau desakralisasi terhadap fungsi paseng yang menjadi persoalan yang coba penulis ketengahkan dalam artikel ini, dengan menggunakan teori dampak modernitasnya Anthony Gramsci dan transformasi budayanya Riene Eisler. Adapun metode yang penulis gunakan dalam analisa karya ini adalah metode penelitian kualitatif dalam pendekatan folklor yang dinaungan ethnography, sehingga penelitian ini dapat memberikan gambaran holistik yang dapat merinci kejadian. Hasilnya penulis menemukan bahwa telah terjadi profanisasi terhadap fungsi paseng dalam komunitas masyarakat Bugis perantauan Kota Jambi yang disebabkan oleh beberapa kondisi, khususnya sebagai dampak modernitas yang telah menggerus tradisi lokal dalam kehidupan generasi muda Bugis Kota Jambi, yang memberikan sumbangsih pada kurangnya penggunaan bahasa induk sebagai bahasa keseharian, yang akhirnya mengakibatkan tidak terwariskannya tradisi pada generasi kedua. Kondisi inilah yang kemudian membutuhkan revitalisasi terhadap tradisi paseng dalam kehidupan masyarakat Bugis perantauan di Kota Jambi.

Downloads

Download data is not yet available.

Downloads

Published

2019-12-09 — Updated on 2019-12-09

Versions

How to Cite

Arifullah, M. (2019). Quo Vadis Sastra Lisan Etnis: Profanisasi Fungsi Paseng dalam Komunitas Bugis Perantauan di Kota Jambi. Titian: Jurnal Ilmu Humaniora, 3(2), 314-331. https://doi.org/10.22437/titian.v3i2.8078