MASYARAKAT PASCA KONFLIK, DEMOKRASI DAN WACANA PEMBANGUNAN PERDAMAIAN DI INDONESIA
DOI:
https://doi.org/10.22437/jisipunja.v7i2.29484Keywords:
Masyarakat Pasca-konflik, Transformasi Konflik, DemokrasiAbstract
Studi ini mengkaji tentang masyarakat pasca-konflik dan wacana membangunan perdamaian secara berkalanjutan sebagai proses membangun masyarakat pasca-konflik. Studi tentang masyarakat pasca-konflik penting dikaji tidak saja diorientasikan pada kepentingan pemulihan dampak konflik kekerasan yang diakibatkan tetapi juga didasarkan pada adanya potensi konflik kekerasan dalam bentuk-bentuk baru. Hal ini berdampak pada sisi psikologis dan ekonomi-sosio-politik. Studi ini menunjukkan bahwa tantangan membangunan perdamaian di Indonesia pada masa pasca-konflik didasarkan oleh tiga hal yaitu sejarah konflik masa lalu, karakter pluralistik masyarakat Indonesia dari segi suku, agama, ras dan golongan, serta konflik kekerasan dilatari oleh proses pelaksanaan demokrasi elektoral. Praktik demokrasi elektoral cenderung memicu konflik kekerasan ketika isu yang dominan digunakan berkaitan politik identitas. Untuk itu, membangun masyarakat pasca-konflik membutuhkan pendekatan conflict transformation melalui radikalisasi demokrasi dan pembangunan berkelanjutan. Hal ini harus melibatkan paradigma pemberdayaan melalui pengembangan kelembagaan bersifat fungsional untuk mengorganisasi berbagai kebutuhan dan aspirasi publik pada aras lokal, serta pengembangan kelembagaan yang diorientasikan kepada penguatan kapasitas masyarakat melalui proses demokratisasi dan disentralisasi
Downloads
Downloads
Published
Issue
Section
License
Copyright (c) 2023 JISIP UNJA (Jurnal Ilmu Sosial Ilmu Politik Universitas Jambi)
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.