Perubahan Bunyi Bahasa Proto Austronesia (PAN) pada Bahasa Karo, Bahasa Toba, Bahasa Pakpak, Bahasa Simalungun, Bahasa Mandailing dan Bahasa Angkola: Kajian Linguistik Historis Komparatif dan Fonologi

Authors

  • Erik D Siregar Universitas Jambi
  • Ernanda Ernanda Universitas Jambi
  • Rengki Afria Universitas Jambi

DOI:

https://doi.org/10.22437/kalistra.v1i2.20294

Keywords:

perubahan bunyi, PAN, bahasa Batak

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan dan mendeskripsikan perubahan bunyi Bahasa Proto Austronesia pada Bahasa Karo, Bahasa Toba, Bahasa Pakpak, Bahasa Simalungun, Bahasa Mandailing, dan Bahasa Angkola. Metode penelitian yang digunakan yaitu metode penelitian deskriptif kualitatif. Langkah ilmiah yang dilakukan dalam mengumpulkan data yakni, mempersiapkan 200 kosakata dasar Morris Swadesh, melakukan observasi sumber data, uji kelayakan sumber data, wawancara, penyalinan dan transkripsi data. Dalam analisis data dilakukan dalam beberapa langkah yakni, membandingkan data, analisis data dengan melihat perubahan bunyi yang terjadi, kemudian penyajian hasil analisis. Kajian teori yang digunakan merupakan teori Linguistik Historis Komparatif yang dikemukakan oleh Keraf, 1996. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat 9 bentuk perubahan bunyi yang ditemukan, 7 diantaranya berupa perubahan bunyi berdasarkan teori yang dikemukakan Keraf (1996) yaitu perubahan bunyi bentuk metatesis, aferesis, sinkop, apokop, protesis, epentesis dan paragog dan 2 lainnya berupa bentuk baru perubahan bunyi yang ditemukan oleh peneliti yaitu perubahan bunyi berupa pengulangan dan perubahan bunyi berupa penambahan fonem pada posisi tengah dan akhir kata.

Downloads

Download data is not yet available.

References

Adelaar, K. A. (1994). Proto-Malayic: The reconstruction of its phonology and parts of its lexicon and morphology. Canberra: A.N.U. Printing Service.

Afria, R., Izar, J., Anggraini, R. D., Fitri, D. H. (2021). Analisis Komparatif Bahasa Bengkulu, Rejang, dan Enggano. Lingua Franca: Jurnal Bahasa, Sastra, dan Pengajarannya, 5(1), http://dx.doi.org/10.30651/lf.v5i1.4274

Afria, R., Izar, J., Prawolo, I.S., Arezky, B. (2020). Relasi Bahasa Melayu Riau, Bugis, dan Banjar. Kajian Linguistik Historis Komparatif. Medan Makna: Jurnal Ilmu Kebahasaan dan Kesastraan, 8(1), 94-106. https://doi.org/10.26499/mm.v18i1.2330

Afria, R., Sanjaya, D., & Tiara, M. (2020). Leksikostatistik dan Grotokronologi Bahasa Melayu Palembang, Basemah Lahat, Basemah Pagaralam, dan Kayuagung: Kajian Linguistik Historis Komparatif. Jurnal Bahasa dan Sastra, 11(1), 27-42. https://doi.org/10.31503/madah.v11i1.223

Anderson, R. C. (2003). Language skills in elementary education. NewYork: Macmillan Publishing.

Antilla, R. (1972). An introduction to historical and comparative linguistics. New York: Macmillan.

Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa. (2018). Bahasa daerah di Indonesia. (online). Diakses dari: http://badanbahasa.kemdikbud.go.id/. Tanggal 21 September 2021.

Badan Pusat Statistik Jakarta Pusat. (2020). Statistik Indonesia tahun 2020. Jakarta Pusat: Badan Pusat Statistik.

Badan Pusat Statistik Sumatra Utara. (2020). Persebaran bahasa daerah (online). Diakses dari: https://sumut.bps.go.id/. Tanggal 23 September 2021.

Basrowi & Suwandi. (2008). Memahami penelitian kualitatif. Jakarta: Rineka Cipta.

Blust, R. A. (2009). The Austronesian Languages. (Rev. ed). Canberra: Pacific Linguistics.

Chaer, A. (2007). Linguistik umum (Rev. ed). Jakarta: Rineka Cipta

Crystal, D. (1992). The encyclopedia of linguistics. Cambridge: Cambridge University Press

Dhanawaty, dkk. (2017). Pengantar linguistik umum. Denpasar: Pustaka Larasan.

Djonnaidi, S. (2015). Variasi Bahasa Minangkabau pada lirik-lirik lagu minang: sebuah gambaran retensi dan inovasi bahasa. Jurnal Puitika, 11(1), 52-61.

Durie, M. (1985). A grammar of acehnese on the basis of a dialect of North Aceh. USA: Foris Publication.

Fernandez, I. Y. (1996). Relasi historis kekerabatan Bahasa Flores.Ende: Nusa Indah.

Fitrah, Y., & Afria, R. (2017). Kekerabatan Bahasa-Bahasa Etnis Melayu, Batak, Sunda, Bugis, dan Jawa di Provinsi Jambi: Sebuah Kajian Linguistik Historis Komparatif. Jurnal Titian, 1(2), 204-218. https://doi.org/10.22437/titian.v1i2.4228

Harahap, T. R., Tambunan, E. E., Sibuea, E. R. (2017). Analisis kekerabatan Bahasa Batak Mandailing, Angkola dan Padang Bolak. Jurnal LPPM UGN, 8(1), 32-39.

Hasrah, M. T., Aman, R., & Shahidi, S. A. (2011). Fosil dialek Melayu Hulu Palang. Malaysia: UKM Press.

Hasrah, M. T., Shahidi, A. H., & Aman, R. (2013). Inovasi dan retensi dalam Dialek Hulu Tembeling. GEMA Online: Journal of Language Studies, 13(3), 211-222.

Iqbal., Azwardi., & Rostina. (2017). Linguistik umum. Malaysia: Syiah Kuala University Press.

Keraf, G. (1996). Linguistik bandingan historis. Jakarta: Gramedia.

Kridalaksana, H. (2008). Kamus linguistik. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Mahsun. (1995). Dialektologi diakronis: sebuah pengantar. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Mahsun. (2007). Metode penelitian bahasa. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Masrukhi, M. (2002). Refleksi fonologis Proto Bahasa Austronesia (PAN) pada Bahasa Lubu (BL). Humaniora, 14(1), 86-93.

Moeliono, dkk. (1990). Kamus besar Bahasa Indonesia. (Cetakan ke-3). Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, dan Balai Pustaka.

Mualita, G. (2015). Kekerabatan Bahasa Batak Toba dan Bahasa Batak Angkola suatu kajian linguistik historis komparatif. Arkhais: Jurnal Ilmu Bahasa dan Sastra Indonesia, 6(1), 46-52.

Napitupulu, L. H. (2021). Korespondensi fonem konsonan Proto Austronesia pada Bahasa Batak Toba. BIP: Jurnal Bahasa Indonesia Prima, 3(2), 167-174.

Nasution, A (2003). Metode penelitian naturalistik kualitatif. Bandung: Tarsito.

Octavia, W. (2018). Penamaan bunyi segmental dan suprasegmental pada pedagang keliling. Jurnal Bahasa Lingua Scientia,10(1), 1-16.

Omar, A. H. (1995). Rekonstruksi fonologi Bahasa Melayu Induk (siri monograf sejarah Bahasa Melayu). Kualalumpur: Dewan Bahasa dan Pustaka.

Padang, F. (2015). Tindak tutur pemberian ulos pada upacara kematian ncayur ntua adat Batak Pakpak. Universitas Negeri Medan Fakultas Bahasa dan Seni. (Skripsi, tidak terbit).

Parera, J. D. (1991). Kajian linguistik umum historis komparatif dan tipologi struktural. (edisi kedua). Jakarta: Erlangga.

Poedjosoedarmo, S. (2006). Perubahan Tata Bahasa: Penyebab, Proses, dan Akibatnya. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma

Poedjosoedarmo, S. (2009). Analisis variasi bahasa. Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Depdikbud.

Richards, J., Platt, J., & Weber, H. (2000). Longman dictionary of applied linguistics, London: Longman Group UK Limited.

Rina, N., & Mariati. (2018). Hubungan kekerabatan Bahasa Minangkabau Tapan dengan Bahasa Kerinci Sungai Penuh. Jurnal Gramatika: Jurnal Penelitian Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, 4(1), 1-11.

Riswara, Y. (2011). Rekonstruksi proto fonem dan inovasi fonologis Bahasa Melayu Riau. Universitas Andalas Fakultas Ilmu Budaya. (Tesis, tidak terbit).

Tarigan, H. G. (2015). Berbicara sebagai suatu keterampilan berbahasa. Bandung: Angkasa.

Theodora, B. (1979). Historical linguistics. London: Cambridge University Press.

Verhaar, J. W. M. (2006). Asas-asas linguistik. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Wartono. 2013. Leksikostatistik dan Glotokronologi Bahasa Batak: Bahasa Batak Toba, Simalungun, Mandailing dan Karo. Jurnal Medan Makna, 11(1), 61-75.

Woollams, G. (2004). Tata Bahasa Karo. Medan: Bina Media Perintis.

Yuliati, R., & Unsiah, F. (2018). Fonologi. Malang: UB Press

Zahid, I., & Omar, M. S. (2012). Fonetik dan fonologi. Malaysia: PTS Akademia.

Zaim, M. (2014). Metode penelitian bahasa: Pendekatan Struktural. Padang: UNP Pres.

Zuldafrial. (2012). Penelitian kualitatif. Surakarta: Yuma Pustaka.

Downloads

Published

2022-09-16

Most read articles by the same author(s)

1 2 3 > >>