Estetika Pertunjukan Kesenian Krinok di Kabupaten Bungo Provinsi Jambi
DOI:
https://doi.org/10.22437/titian.v4i2.11338Kata Kunci:
krinok, estetika, musik tradisional, intrinsik, ekstrinsikAbstrak
Kesenian krinok merupakan seni pertunjukan tradisional pada masyarak melayu jambi, tepatnya berkembang di Kabuptaen Bungo Provinsi Jambi. Kesenian tradisi ini terlahir dari kebiasan-kebiasan masyarakat ketika perhelatan muda-mudi dan sebagai pelepas lelah bekerja di ladang (kebun) hingga akhirnya berkembang menjadi seni pertunjukan tradisional. Perkembangan ini tidak terlepas dari pandangan Multikultural serta multikecer dasan di dalam kesenian ini. nilai-nilai intrinsik dan ekstrinsik yang terkandung didalamnya menjadi dasar nilai estetika yang dapat dipahami sebagai filosofi dari kebudayaan seperti ini.
Kata kunci: Kesenian krinok, seni pertunjukan tradisional, estetika, intrinsik dan ekstrinsik
Unduhan
Referensi
Etnomusicology, dlm Antropology of Music, Bloomington : Northwestern University Press, 1987.
Hadi. Y. Sumandiyo. 1991. Perkembangan kesenian kita.ISI Yogyakarta.
Miller, Hugh M, Introduction to music a guede to good listening, terjemahan Triyono Bramantyo PS, Yogyakarta.
Progra Pasca Sarjana STSI Surakarta. 2003. Mencermati seni pertunjukan I. Surakarta: Diterbitkan atas kerjasama The Ford Foundation dan Program Pasca Sarjana Sekolah Tinggi Seni Indonesia (STSI) Surakarta.
Rassuh, Ja’far. dkk. 2011. Laporan Revitalisasi Krinok. Jambi: Arsip Dewan Kesenian Jambi.
Sumardjo Jakob. 2000. Filsafat Seni. Bandusng: ITB Bandung.
Sumber dokumentasi https://guratgarut.com/alat-musik-jambi/
Wawancara dengan Bapak Hambali, seniman tradisi. Bungo. 7 januari 2013.
Wawancara dengan Abdurrahman, seniman tradisi, Bungo, 17 januari 2013.
Wawancara dengan Bapak M. Fauzi, Kepala Desa Rantau Embacang, Bungo,l 5 januari 2013.
##submission.downloads##
Diterbitkan
Cara Mengutip
Terbitan
Bagian
Lisensi
Hak Cipta (c) 2020 Indra Gunawan
Artikel ini berlisensiCreative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.