Analisis Sosiologi Persepsi Masyarakat Desa Banjarsari Terhadap Profesi Non-Industri
DOI:
https://doi.org/10.22437/titian.v7i2.21053Kata Kunci:
Industri, Profesi, KaryawanAbstrak
Diversifikasi mata pencaharian yang terjadi di masyarakat memicu timbulnya stratifikasi antar profesi. Zaman yang semakin modern menciptakan karakter masyarakat yang terus menginginkan kesempurnaan dalam pemenuhan kebutuhan hidup mereka. Masyarakat beromba-lomba mencari pendapatan yang sesuai dengan kebutuhan mereka yang juga semakin besar. Alhasil, masyarakat menggolongkan mana profesi yang dianggap baik untuk dilakukan, serta profesi yang kurang cocok untuk dilakukan. Dunia yang terus berkembang menuju era industrialisasi mendorong berkembangnya tipikal masyarakat industri. Beranjak dari sinilah kemudian pekerjaan sebagai karyawan swasta dan buruh pabrik dipandang sebagai pekerjaan paling pas untuk dilakukan sebagian besar orang. Penelitian ini bertujuan menguraikan mengapa banyak masyarakat yang menilai bahwa pekerjaan industri seperti karyawan dan buruh pabrik dianggap lebih prospektif dan menguntungkan daripada profesi non-industri. Fenomena ini akan diteliti menggunakan teori perubahan sosial fungsional dan teori tindakan sosial. Hasil dari penelitian ini ialah bahwasanya masyarakat menganggap profesi karyawan industri lebih baik dari profesi non-industri dikarenakan masyarakat industri beranggapan bahwa terdapat banyak kelebihan dan keuntungan dengan bekerja sebagai karyawan industri. Sedangkan profesi wirausaha atau pekerjaan non-industri lainnya dianggap memiliki banyak resiko dan keuntungan yang tidak pasti. Hal tersebut sebenarnya bisa diatasi dengan pengoptimalan sumber daya manusia yang terampil dan kreatif di Indonesia.
Abstract
Diversification of livelihoods that occur in the community triggers the emergence of stratification between professions. An increasingly modern era creates the character of a society that continues to want perfection in meeting the needs of their lives. People are competing to find income that suits their needs which are also getting bigger. As a result, people classify which professions are considered good to do, as well as professions that are not suitable to do. The world that continues to develop towards the era of industrialization encourages the development of typical industrial society. Starting from here then the job as a private employee and factory worker is seen as the most appropriate job for most people to do. This study aims to describe why many people consider that industrial work such as employees and factory workers is considered more prospective and profitable than non-industrial professions. This phenomenon will be examined using the theory of functional social change and social action theory. The result of this study is that the community considers the profession of industrial employees better than the non-industrial profession because the industrial community thinks that there are many advantages and advantages by working as an industrial employee. While the profession of entrepreneurship or other non-industrial jobs is considered to have many risks and uncertain benefits. This can actually be overcome by optimizing skilled and creative human resources in Indonesia.
Unduhan
Referensi
Arsyad, L. (2015). Ekonomi Pembangunan dan Pembangunan Ekonomi. Ekonomi Pembangunan Berkelanjutan, 05(01), 1–37.
Londar, A., Octavianus, Rogi, & Tilaar, S. (2016). Korelasi Pola Mata Pencaharian Masyarakat Dengan Pola Pemanfaatan Lahan Di Desa Sifnane Kabupaten Maluku Tenggara Barat. Spasial, 3(2), 110–122. https://doi.org/10.35793/sp.v3i2.12806
Miles, M. B., & Huberman, A. M. (1984). Drawing Valid Meaning from Qualitative Data: Toward a Shared Craft. Educational Researcher, 13(5), 20–30. https://doi.org/10.3102/0013189X013005020
Putri, V. Y. R., & Fajarwati, A. (2014). Diversifikasi Pekerjaan Sebagai Strategi Penghidupan Masyarakat Pesisir Di Kelurahan Greges, Kota Surabaya Serta Desa Puger Wetan dan Puger Kulon, Kabupaten Jember. Jurnal Bumi Indonesia, 3(3), 1–10.
Simangunsong, B. A. (2011). Evolusi Saluran Interaksi di Era Internet. Jurnal ASPIKOM, 1(3), 223. https://doi.org/10.24329/aspikom.v1i3.21
Ismanto, K., Huda, M., & Maulida, C. (2012). Transformasi masyarakat petani mranggen menuju masyarakat industri. Jurnal Penelitian, 9(1). https://doi.org/10.28918/jupe.v9i1.129
Mazidah, N. (2011). Relijiusitas dan perubahan sosial dalam masyarakat industri. The Sociology of Islam, 1(1).
Sukmaningrum, A. (2017). Memanfaatkan Usia Produktif Dengan Usaha Kreatif Industri Pembuatan Kaos Pada Remaja Di Gresik. Paradigma, 5(3).
Muzzammil, F. (2021). Sosiologi Komunikasi Masyarakat Industri. Jurnal Publisitas, 8(1), 19-33. https://doi.org/10.37858/publisitas.v8i1
Rakhmawati, A., & Boedirochminarni, A. (2018). Analisis tingkat penyerapan tenaga kerja sektor industri di Kabupaten Gresik. Jurnal Ilmu Ekonomi JIE, 2(1), 74-82. https://doi.org/10.22219/jie.v2i1.6968
Supriadi, B. (2016). Pengembangan Ekowisata Pantai Sebagai Diversifikasi Mata Pencaharian. Jurnal Pariwisata Pesona, 1(1). https://doi.org/10.26905/jpp.v1i1.369
ER, N. M. (2018). Dampak Industri Pt Petrokimia Gresik Terhadap Kehidupan Sosio-Kultural Masyarakat Sekitar Tahun 1980-2000. Avatara, 6(1).
Dhoraiffha, M. C. (2017). Dampak Industrialisasi Terhadap Kehidupan Sosial Ekonomi dan Ekologis Masyarakat Desa (Studi Kasus: Dampak Pembangunan Kawasan Industri JIIPE Terhadap Masyarakat Desa Manyar, Kecamatan Manyar, Kabupaten Gresik) (Doctoral dissertation, Universitas Brawijaya).
##submission.downloads##
Diterbitkan
Cara Mengutip
Terbitan
Bagian
Lisensi
Hak Cipta (c) 2023 Nuril Nuzhulah Nafian, Martinus Legowo
Artikel ini berlisensiCreative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.