Penamaan Tempat dan Jalan di Kuala Tungkal Kabupaten Tanjung Jabung Barat : Kajian Toponimi Etnolinguistik
DOI:
https://doi.org/10.22437/titian.v8i1.32873Kata Kunci:
toponimi, linguistik, etnolinguistikAbstrak
An area or place has a name given to it by its residents. The naming of this place has its own function and meaning. The study of naming a place is called the study of toponymy. Toponymy studies describe the situation of society in giving place names. This research aims to describe toponymy in Kuala Tungkal. This type of research is a type of research that is included in field research which obtains data sourced from the research object. So this type of research uses a qualitative descriptive method. Data collection techniques, in this research the researcher collected data by conducting interviews, recording, observing and documenting. Data analysis method, in researching the use and naming of tourist names in Kuala Tungkal by explaining the history and meaning of the names given to these tourist attractions. The results of this research are that there are three (3) tourist attractions whose names are very meaningful and historical. These tours include the Titian Orang Kayo Mustiko Rajo Alam Tour, the Sheikh Utsman Mosque and the Kayo Rajo Laksamano Page.
Abstrak
Suatu wilayah atau tempat memiliki sebuah nama yang disematkan oleh para penghuninya. Penamaan tempat tersebut memiliki fungsi dan makna tersendiri. Kajian penamaan suatu tempat dinamakan kajian Toponimi. Kajian Toponimi mendeskripsikan keadaan masyarakat dalam memberikan nama tempat. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan toponimi di Kuala Tungkal. Jenis penelitian ini merupakan jenis penelitian yang termasuk ke dalam penelitian lapangan yang mendapatkan data bersumber dari objek penelitian. Sehingga jenis penelitian ini menempuh metode deskriptif kualitatif. Teknik pengumpulan data, dalam penelitian ini peneliti mengumpulkan data dengan melakukan wawancara, perekaman, pengamatan serta dokumentasi. Metode analisis data, dalam meneliti penggunaan serta penamaan nama wisata di Kuala Tungkal dengan menjabarkan mengenai sejarah dan pemaknaan nama yang diberikan pada tempat wisata tersebut. Hasil dari penelitian ini yaitu, terdapat tiga (3) tempat wisata yang penamaanya sangat bermakna dan bersejarah. Wisata tersebut di antaranya Wisata Titian Orang Kayo Mustiko Rajo Alam, Masjid Syaikh Utsman dan Laman Orang Kayo Rajo Laksamano.
Unduhan
Referensi
Afria, R. (2017). Inventarisasi Kosakata Arkais Sebagai Upaya Penyelamatan dan Perlindungan Bahasa Melayu Kuno di Provinsi Jambi. Titian: Jurnal Ilmu Humaniora, 1(2), 254 - 265. https://doi.org/10.22437/titian.v1i2.4232
Afria, R., & Sanjaya, D. (2020). Leksikon-Leksikon Tradisional dalam Permainan Ekal dan Layangan di Jambi. Titian: Jurnal Ilmu Humaniora, 4(1), 135-147. https://doi.org/10.22437/titian.v4i1.9555
Afria, R., & Warni. (2020). The Hermeneutic Study in Jambi Malay Phrases as a Local Genius Culture. Proceeding International Conference on Malay Identity, 1(1), 146-149. Retrieved from https://www.conference.unja.ac.id/ICMI/article/view/92
Afria, R., Harianto, N., Izar, J., & Putri, I. H. (2022). Klasifikasi Leksikon dalam Tradisi Adat Menegak Rumah di Desa Air Liki Kabupaten Merangin. Prosiding Seminar Nasional Humaniora, 2, 11-19. Retrieved from https://www.conference.unja.ac.id/SNH/article/view/208
Afria, Rengki., Kusmana, Ade., Supian, Supian. (2021). Eksistensi Kosakata Budaya Jambi Sebagai Pemertahanan Identitas Sosial. Prosiding Seminar Nasional Humaniora, 1, 153-157. Retrieved from https://www.conference.unja.ac.id/SNH/article/view/126
Aminuddin. (1998). Semantik. Bandung: Sinar Biru, t.th.
Damayanti, W. (16 C.E.). Leksikon Adat Istiadat Pengobatan Masyarakat Dayak Jalai Kabupaten Ketapang (Kajian Etnolinguistik) Lexicon of Healing Customs of the Dayak Jalai Community in Ketapang District (Ethnolinguistic Study). Tuah Talino , 14(2), 135–136.
Djajasudarma, Fatimah. T. 1993. Metode Linguistik Ancangan Metode Penelitian dan Kajian. Bandung: PT.Eresco
Eli Rustinar, & Reni Kusmiarti. (2021). Struktur Bahasa pada Toponimi Jalan di Kota Bengkulu. Jurnal Onoma: Pendidikan, Bahasa, Dan Sastra, 7(1), 167–181. https://doi.org/10.30605/onoma.v7i1.615
Fitrah, Y., & Afria, R. (2017). Kekerabatan Bahasa-Bahasa Etnis Melayu, Batak, Sunda, Bugis, dan Jawa di Provinsi Jambi: Sebuah Kajian Linguistik Historis Komparatif. Titian: Jurnal Ilmu Humaniora, 1(2), 204-218. https://doi.org/10.22437/titian.v1i2.4228
Harahap, M. S., Ernanda, E., & Izar, J. (2023). Makna Leksikal dan Makna Kultural pada Nama Makanan dan Peralatan dalam Upacara-Upacara Adat Batak Toba: Kajian Etnolinguistik. Kajian Linguistik Dan Sastra, 1(3), 335-342. https://doi.org/10.22437/kalistra.v1i3.23281
Helty H., Izar, J., Triandana, A. (2023). Konsep Penamaan Pada Ruang Publik di Provinsi Jambi: Kajian Lanskap Linguistik. DIGLOSIA: Jurnal Pendidikan, Kebahasaan, dan Kesusastraan Indonesia, 7(3), 26-35. http://dx.doi.org/10.31949/diglosia.v7i1.4316
Hestiyana, H. (2022). Toponimi Dan Aspek Penamaan Asal-Usul Nama Jalan Di Kabupaten Tanah Laut. Sirok Bastra, 10(2), 115–128. https://doi.org/10.37671/sb.v10i2.367
Humaidi, A., Djawad, A. A., & Safutri, Y. (2021). Bentuk Satuan Kebahasaan Dan Makna Toponimi Nama Desa Di Wilayah Kabupaten Tabalong. Jurnal Basataka (JBT), 4(1), 30–40. http://jurnal.pbsi.uniba-bpn.ac.id/index.php/BASATAKA/article/view/101.
https://tanjabbarkab.go.id/profil/geografi/ diakses pada 07 Desember 2023.
Izar J., Kusmana, A., Triandana, A. (2021). Toponimi dan Aspek Penamaan Desa-desa di Kabupaten Muaro Jambi. DIGLOSIA: Jurnal Pendidikan, Kebahasaan, dan Kesusastraan Indonesia, 5(1), 89-99. http://dx.doi.org/10.31949/diglosia.v5i1.2522
Moleong, Lexy. J. 2010. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosda Karya.
Muhammad Yusuf, Susi Darihastining, & Ahmad Syauqi Ahya. (2022). Simbolisme Budaya Jawa Dalam Novel Darmagandhul (Kajian Etnosemiotik). Prosiding Seminar Nasional Pendidikan, Bahasa, Sastra, Seni, Dan Budaya, 1(2), 54–69. https://doi.org/10.55606/mateandrau.v1i2.107.
Muhidin, R. (2020). Penamaan Desa Di Kabupaten Banyuasin Dalam Persepsi Toponimi Terestrial. Jurnal Pendidikan Bahasa Dan Sastra Indonesia Metalingua, 5(2), 45–58. https://doi.org/10.21107/metalingua.v5i2.7354
Muhidin, R. (2017). Penamaan pulau-pulau kecil di kabupaten pulau morotai berdasarkan kajian toponimi dan persepsi etnolinguistik. Kibas Cendrawasih, 14(2), 149–168.
Ridho, M., Kusmana, A., & Afria, R. (2023). Kekerabatan Bahasa Banjar Isolek Kuala Betara dan Bahasa Melayu Isolek Tungkal Ilir. Kajian Linguistik Dan Sastra, 2(3), 314-320. https://doi.org/10.22437/kalistra.v2i3.24546
Sobarna, C., Gunardi, G., & Wahya, W. (2018). Toponimi Nama Tempat Berbahasa Sunda di Kabupaten Banyumas. Panggung, 28(2). https://doi.org/10.26742/panggung.v28i2.426.
Yendra. (2018). Mengenal Ilmu Bahasa (Linguistik). Yogyakarta: Penerbit Deepublish.
Warni, W., & Afria, R. (2019). Menelisik Kearifan Lokal Masyarakat Melayu Jambi Berbasis Cerita Rakyat dalam Membangun Peradaban. Titian: Jurnal Ilmu Humaniora, 3(2), 295-313. https://doi.org/10.22437/titian.v3i2.8222
Warni, W., Afria, R. (2020). Analisis Ungkapan Tradisional Melayu Jambi: Kajian Hermeneutik. Sosial Budaya, 17(2), 83-94, http://dx.doi.org/10.24014/sb.v17i2.10585
##submission.downloads##
Diterbitkan
Cara Mengutip
Terbitan
Bagian
Lisensi
Hak Cipta (c) 2024 Yuliani Eka Putri, Rengki Afria, Fardinal Fardinal
Artikel ini berlisensiCreative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.