Makna Simbolik Mantra Pada Ritual Ngagoah Imo Masyarakat Desa Pulau Tengah Kabupaten Kerinci
DOI:
https://doi.org/10.22437/kalistra.v3i3.43327Kata Kunci:
makna, simbolik, ritual, mantra, ngagoah imoAbstrak
This research aims to describe the meaning of symbolic the Mantra in the Ritual Ngagoah Imo. The type of research used is qualitative research. The data in this study are all symbolic meanings contained Mantra in the Ritual Ngagoah Imo. The data collection techniques used are observation techniques, interviewa, and documentation studies. The results of the study, the Mantra in the Ritual Ngagoah Imo contains 28 verses of symbolic meaning in it. This Ritual is a “bayar bangun” Ritual which is a way to apologize and pay off debts of gratitude to the tiger spirit and its descendants. Thus, the people of Pulau Tengah show high appreciation for animals, especially tigers. So, there is no more conflict between tigers and the community, and they can live side by side in harmony taking care of each other.
Abstrak
Penelitan ini bertujuan untuk mendeskripsikan makna simbolik mantra dalam Ritual Ngagoah Imo. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif. Data dalam penelitian ini semua makna simbolis yang ada dalam Mantra Ritual Ngagoah Imo. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah teknik observasi, wawancara, dan studi dokumentasi. Berdasarkan hasil penelitian, mantra pada ritual Ngagoah Imo terdapat 28 bait makna simbolik di dalamnya. Ritual ini merupakan ritual “bayar bangun” yang merupakan cara untuk memohon maaf dan melunasi hutang budi kepada roh harimau dan keturunannya. Dengan demikian, masyarakat Pulau Tengah menunjukkan penghargaan yang tinggi terhadap hewan, terutama harimau. Sehingga, tidak ada lagi konflik antara harimau dan masyarakat, dan mereka dapat hidup berdampingan dengan harmonis, saling menjaga satu sama lain.
Unduhan
Referensi
Hutomo, S. (1991). Mutiara yang terlupakan: Pengantar Studi Sastra Lisan. Jawa Timur:HIKSI.
Suhardi dan Riauwati. (2017). Analisis Nilai-Nilai Budaya Melayu dalam Sastra Lisan Masyarakat Kota Tanjungpinang. Jurnal UNNES. Vol XIII No. 1, 28-32.
Ananda, R. (2017). Kajian Fungsi Sastra Lisan Kaba Urang Tanjung Karang Pada Pertunjukan Dendang Pauah. Semantik : Jurnal Ilmiah Program Studi Pendidikan Bahasa Dan Sastra Indonesia, 4(2), 92-122.
Muhazetty. (2017). Mantra Dalam Budaya Jawa (Sunntingan Teks Ajian Jawa Dan Kajian Pragmatik). Jurnal Teks Ajian Jawa.
Kurnia. 2014. Bahan Ajar Linguistik Umum. Palembang: Universitas PGRI Palembang.
Masvil Tomi, Hadiyanto, Amor Seta Gilang Pratama, Muhammad Alfat, P. A. U. (2019). Musik Tarawak Tarawoi Dalam Ritual Ngagah Harimau Di Tarawak Tarawoi Music on Ngagah Harimau Rirtuals in Pulau Tengah Community of Kerinci. Jurnal Ilmu Humaniora, 03(02), 210–221.
Creswell, J. W., & Poth, C. N. (2018). Qualitative Inquiry and Research Design Choosing Among Five Approaches (4th Edition ed.). California: Sage Publishing.
Miles, Mathew B., dan A. Michael Huberman. 1994. An Expanded Sourcebook: Qualitative Data Analysis. London: Sage Publications.
Spradley, James, P. (1997). Metode Etnografi. Yogyakarta: PT. Tiara Wacana Yogya.
Unduhan
Diterbitkan
Cara Mengutip
Terbitan
Bagian
Lisensi
Hak Cipta (c) 2024 Athillah Afro Sandi

Artikel ini berlisensiCreative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
Kalistra: Kajian Linguistik dan Sastra is licensed under Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
Authors who publish their manuscripts in Kajian Linguistik dan Sastra agree to the following terms:
1. The copyright in each article belongs to the author.
2. The author acknowledges that Kajian Linguistik dan Sastra reserves the right to be the first to publish under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License (Attribution 4.0 International CC BY-SA 4.0).
3. Authors may submit articles separately, arranging for non-exclusive distribution of manuscripts that have been published in this journal to other versions (e.g., delivery to the author's institutional repository, publication into a book, etc.), acknowledging that the manuscript has been first published in Kajian Linguistik dan Sastra.