Analisis Ritual “Dhemar Kambheng” Sebagai Representasi Spiritual Budaya Etnis Madura di Desa Grujugan Lor

Penulis

  • Nyimas Zahratul Azizah Universitas Jember
  • Sunkina Niswatin Universitas Jember
  • Desi Tri Wijayanti Universitas Jember

DOI:

https://doi.org/10.22437/titian.v8i1.33566

Kata Kunci:

ritual, representasi, spiritual, identitas, budaya

Abstrak

“Dhemar Kambheng” merupakan suatu ritual kepercayaan spiritual yang biasa dilakukan oleh etnis Madura dan menjadi suatu identitas budaya tersendiri bagi mereka. Sebagai representasi spiritual budaya, dalam pengimplementasiannya “Dhemar Kambheng” melibatkan penggunaan lilin atau yang disebut dengan "Dhemar" dalam bahasa Madura yang dihias dengan nyala api di atasnya. Ritual ini diyakini oleh etnis Madura khususnya etnis Madura di Desa Grujugan Lor yang bertempat di Kabupaten Bondowoso sebagai sebuah sarana untuk mengundang arwah para leluhur yang diyakini dapat membantu individu yang ingin menghadapi ujian atau menyelesaikan suatu pekerjaan dengan mudah. Dalam ritus ini, api yang terpancar dari Dhemar Kambeng memiliki makna penting sebagai penghubung dengan arwah para leluhur. Semakin terang api dari Dhemar Kambeng, semakin mudah individu tersebut menjalani ujian atau menyelesaikan pekerjaannya. Sebaliknya, jika api Dhemar Kambeng redup, kemungkinan keberhasilan individu tersebut juga menjadi kecil. Penelitian yang dianalisis berdasarkan pada konsep teori “komunikasi komparatif” yang digagas oleh Habermas ini menggunakan tiga metode penelitian untuk mengumpulkan data yakni observasi partisipatif, wawancara, dan pendekatan etnografis. Partisipan dalam penelitian ini yakni masyarakat Desa Grujugan Lor beretnis Madura yang masih menjalankan praktik ritual “Dhermar Kambheng” secara aktif dan orang pintar (dukun) sebagai orang yang menjadi perantara dalam menjalankan ritual Dhemar Kambheng. Penelitian ini memiliki tujuan untuk menganalisis ritual "Dhemar Kambeng" sebagai representasi spiritual budaya Madura di Desa Grujugan Lor dan sebagai identitas budaya.

Abstract

"Dhemar Kambheng" is a ritual of spiritual belief commonly performed by ethnic Madurese and has become a separate cultural identity for them. As a representation of spiritual culture, in its implementation "Dhemar Kambheng" involves the use of candles or what is called "Dhemar" in Madurese language which is decorated with flames on it. This ritual is believed by ethnic Madurese, especially Madurese in Grujugan Lor Village in Bondowoso Regency, to be a means of inviting the spirits of ancestors who are believed to be able to help individuals who want to face exams or complete a job easily. In this rite, the fire emanating from Dhemar Kambeng has an important meaning as a link with the spirits of the ancestors. The brighter the fire from Dhemar Kambeng, the easier it will be for the individual to take the exam or finish the job. Conversely, if the fire of Dhemar Kambeng is dim, the likelihood of the individual's success also becomes small. The research, which is analyzed based on the concept of "comparative communication" theory initiated by Habermas, uses three research methods to collect data, namely participatory observation, interviews, and ethnographic approaches. The participants in this research are the people of Grujugan Lor Village with Madurese ethnicity who still actively practice the "Dhermar Kambheng" ritual and smart people (dukun) as intermediaries in carrying out the Dhemar ritual. This research aims to analyze the "Dhemar Kambeng" ritual as a spiritual representation of Madurese culture in Grujugan Lor Village and as a cultural identity.

Unduhan

Data unduhan belum tersedia.

Referensi

Creswell, J. W. (2015). Penelitian kualitatif dan desain riset: memilih diantara lima pendekatan.Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Geertz, C. (1973). The Interpretation of Cultures. New York: Basic Books.

Hamadi, L. (2014). Edward Said: The Postcolonial Theory and the Literature of Decolonization. European Scientific Journal, Special Edition, Vol. 2.

Mtairi, Naifa. (2019). Edward Said: Post-colonial Discourse and Its Impact on Literature. Education and Linguistics Research. 5. 1. From https://doi.org/10.5296/elr.v5i1.14287

Prasetyo, H. (2010, juli). Pertarungan dan Penebusan Subjek; sebuah Analisis Hermeneutik Asal Usul Kebudayaan dan Pengetahuan Manusia. Dimensi Jurnal Sosiologi, 2(3), 15-26. from http://repository.unej.ac.id/handle/123456789/85543

Prasetyo, H. ., Rosa, D. V. ., & Sari, R. . (2023). Beradab Dengan Adat: Politik Identitas Dalam Ritualitas Agama Masyarakat Tengger. Prosiding Konferensi Nasional Sosiologi (PKNS), 1(2), 124–130. Retrieved from https://www.pkns.portalapssi.id/index.php/pkns/article/view/101

Sari, Y., Pujawati, & Bahtiar, M. U. (2023). Orientalism: Edward Said's Postcolonial Thoughts and Theories Against the Eastern World and Islam. Gunung Djati Conference Series, 23.

Silalahi, R. M. P. (2017). Western Capitalism and Eastern Exoticism: Orientalism in Edward Said's Perspectives. Journal of English Language and Culture, 7(2). From https://doi.org/10.30813/jelc.v7i2.1028

Wisnu, Windu Bramantio; Rosa, Dien Vidia. (2021). On Air: Representing Osing Identity in Community Radio. Journal of Contemporary Sociological Issues, [S.l.], v. 1, n. 1, p. 1-16, ISSN 2775-2895. Available at: <https://jurnal.unej.ac.id/index.php/JCSI/article/view/17712>. Date accessed: 16 April 2024. doi: https://doi.org/10.19184/csi.v1i1.17712

##submission.downloads##

Diterbitkan

2024-06-01

Cara Mengutip

Azizah, N. Z., Niswatin, S., & Wijayanti, D. T. (2024). Analisis Ritual “Dhemar Kambheng” Sebagai Representasi Spiritual Budaya Etnis Madura di Desa Grujugan Lor. Titian: Jurnal Ilmu Humaniora, 8(1), 16-28. https://doi.org/10.22437/titian.v8i1.33566

Terbitan

Bagian

Articles

Artikel paling banyak dibaca berdasarkan penulis yang sama